Jumat 05 May 2017 16:49 WIB

Pemerintah Dituntut Tegas Hadapi Mafia Pangan

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nur Aini
harga sembako/bahan pangan yang mengalami kenaikan harga(illustrasi)
Foto: Republika
harga sembako/bahan pangan yang mengalami kenaikan harga(illustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA – Pengamat kebijakan publik dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Suwidi Tono mengatakan pemerintah harus bisa mengendalikan stok dan harga bahan kebutuhan pokok terutama dalam menyambut bulan puasa dan Lebaran. Hal itu untuk menghindari mafia pangan melakukan manuver yang membuat harga bahan pokok menjadi melonjak.

Suwidi mengatakan pemerintah harus menjaga harga gula pasir, daging, dan minyak goreng stabil sejak dilaksanakan kebijakan harga eceran tertinggi (HET). Untuk menjaga hal tersebut, pemeritah dinilai harus bersikap tegas dengan kelompok mafia pangan. Hal itu untuk menanggapi lonjakan harga pangan yang biasanya terjadi saat Ramadhan dan Lebaran.

“Kalau pemerintah bisa tegas, harga akan stabil, dan akan tidak ada lagi itu yang namanya mafia pangan,” kata Suwidi kepada Republika.co.id, Jumat (5/5).

Suwidi juga mengingatkan beberapa cara yang mesti ditempuh pemerintah untuk melawan mafia pangan, seperti memperketat pengawasan terhadap sirkulasi kebutuhan pokok yang masuk ke Jakarta.

"Selain pengawasan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan pemerintah adalah tegas mengambil tindakan, seperti menutup ritel modern yang ketahuan nakal, cabut izin pedagang, dan kenakan pasal berlapis. Kalau itu bisa diterapkan, mereka (mafia pangan) pasti akan jera," kata Suwidi.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sebelumnya mengatakan telah memberi peringatan keras terhadap tindakan spekulasi dan penimbunan. Enggar menjamin tidak akan memberikan peluang bagi para spekulan untuk bermain.

"Sudah ada kesepakatan dengan produsen bahwa Kementerian Perdagangan berwenang menggelontorkan stok jika harga merangkak naik. Jadi, spekulan tidak akan mendapatkan keuntungan," ujar Enggar, Kamis (4/5).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement