EKBIS.CO, JAKARTA -- Sentimen investor terhadap perekonomian Indonesia telah meningkat pada akhir pekan ini, menyusul berita bahwa pertumbuhan pendapatan domestik bruto (PDB) turun menjadi 5,01 persen year on year (yoy) selama kuartal pertama 2017. Kenaikan ini masih kecil dari ekspansi PDB sebelumnya yang membukukan 4,94 persen akhir tahun lalu dan turun seiring ekspektasi ekonomi tumbuh sekitar 5 persen di tahun 2017.
VP Of Corporate Development & Market Research Forextime, Jameel Ahmad menjelaskan, ada beberapa alasan yang berbeda untuk mengambil sikap positif terhadap hasil PDB. Salah satunya dengan menilai barangkali pertumbuhan berada pada titik rendah pada tahun lalu.
"Selain itu, indikator terakhir telah menunjukkan perbaikan ringan termasuk PMI manufaktur pada bulan April yang naik ke level tertinggi 10 bulan, pada pesanan baru dan permintaan ekspor baru," kata Jameel, Jumat (5/5).
Menurut Jameel, salah satu aspek ekonomi Indonesia yang masih menunjukkan peningkatan adalah belanja konsumen yang berarti memberi lebih banyak dorongan bagi bisnis untuk memberi kredit dan dibelanjakan konsumen. Tampaknya, hal ini tidak dapat diambil secara material meskipun sikapnya sangat fleksibel terhadap kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada tahun 2016.
"Namun pada tahap ini saya tidak merasa bahwa penurunan suku bunga lebih lanjut dapat terjadi karena meningkatnya risiko inflasi. Dan kekhawatiran global seperti suku bunga AS yang lebih tinggi yang bisa menekan Rupiah," kata Jameel.