Senin 15 May 2017 16:13 WIB

Jokowi: Kontribusi ASEAN Jadi Kunci Terwujudnya Jalur Sutra Baru

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping (kanan) saat pertemuan bilateral disela-sela menghadiri Belt and Road Forum di Gedung Great Hall of the People, Beijing, Minggu (14/5).
Foto: Antara/Bayu Prasetyo
Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping (kanan) saat pertemuan bilateral disela-sela menghadiri Belt and Road Forum di Gedung Great Hall of the People, Beijing, Minggu (14/5).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pentingnya kontribusi Indonesia serta negara-negara ASEAN lainnya dalam forum inisiatif jalur sutra baru atau belt and road. Jalur sutra baru ini merupakan sebuah bentuk kerja sama dan konektivitas antarnegara yang tengah dibahas oleh Presiden Joko Widodo bersama dengan 29 kepala negara dan pemerintahan lainnya.

Dalam Belt and Road Forum International Cooperation di Yangqi Lake International Conference Center (ICC) Beijing, Cina ini, Presiden menyampaikan bahwa Indonesia menyadari aspek kemaritiman dari inisiatif belt and road tersebut sulit terwujud tanpa kontribusi signifikan dari Indonesia dan negara-negara lain di Asia Tenggara. Indonesia sebagai zona ekonomi maritim terbesar di dunia yang perairannya merupakan persimpangan antara Samudra Pasifik dan Samudra India, ujarnya, memiliki peranan yang penting dan strategis.

"Kebetulan, salah satu kerangka strategis dalam visi dan misi pemerintahan saya adalah wacana Indonesia sebagai poros maritim dunia," ujar Jokowi, berdasarkan siaran resmi istana, Senin (15/5).

Kepada para kepala negara yang hadir, Jokowi memaparkan kondisi terkini dari upaya-upaya pemerintah dalam mewujudkan visi poros maritim dunia tersebut. Ia menyampaikan, Indonesia juga memiliki kekayaan alam dan wisata. "Jarak dari bagian paling barat Kepulauan Indonesia sampai ke bagian paling timur adalah sama dengan jarak dari London ke Dubai atau dari Los Angeles ke New York. Kepulauan dan perairan Indonesia yang demikian besar juga penuh dengan kekayaan alam dan kekayaan wisata," ujarnya.

Namun, potensi yang dimiliki tersebut diakuinya belum dapat dimanfaatkan dengan baik. Sebab, sebagian besar wilayah di Indonesia yang terdiri atas kepulauan tidak terkoneksi dengan baik melalui infrastruktur yang memadai.

"Baru di tahun 2014, tidak lebih dari satu bulan saya menjabat, saya memangkas subsidi bahan bakar minyak lebih dari 80 persen. Reformasi itu menciptakan ruang fiskal sekitar 15 miliar dolar AS per tahun yang sebagian besar kami alokasikan kepada pembangunan infrastruktur," katanya.  

Jokowi pun kemudian memberikan dua contoh daerah yang berkembang pesat setelah pembangunan infrastruktur tersebut, seperti Provinsi Sumatra Utara. Menurut dia, Sumatera Utara saat ini telah berkembang pesat sebagai pusat pengolahan minyak kelapa sawit dan industri oleochemical. "Di lokasi ini pula, terdapat Danau Toba, sebuah danau di pegunungan, di mana jumlah wisatawan sekarang bertumbuh pesat," ujarnya.

Sementara itu, di Sulawesi Utara, saat ini tumbuh sebagai destinasi baru bagi para wisatawan lokal dan mancanegara. Presiden Joko Widodo bersama dengan Presiden Duterte beberapa waktu lalu bahkan juga telah meresmikan jalur pelayaran dari Davao dan General Santos di Filipina Selatan menuju Sulawesi Utara.

"Sejak tahun lalu beberapa maskapai penerbangan Indonesia membuka rute langsung dari daratan Cina ke Sulawesi Utara. Jumlah wisatawan Cina ke Sulawesi Utara pun melonjak, dari 12 ribu per tahun menjadi 12 ribu per bulan," tuturnya.

Tak sedikit maskapai penerbangan kemudian menyatakan minatnya untuk membuka jalur penerbangan menuju Sumatra Utara dan Sulawesi Utara. Jokowi mengatakan, kedua provinsi tersebut kini juga menjadi peluang investasi baru bagi para investor.

"Maka kami ingin mengundang Bapak/Ibu sekalian untuk juga menghubungkan jasa-jasa pelayaran dan rute-rute penerbangan pada dua gerbang di bagian barat dan utara Indonesia ini," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement