EKBIS.CO, BANDUNG -- Kementerian Pertanian resmi bekerjasama dengan dekan Fakultas Pertanian seluruh Indonesia untuk pengembangan bibit unggul. Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan MoU oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman dengan para dekan di Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Senin (15/5).
Menteri Amran mengatakan kerjasama ini difokuskan dalam pengembangan bibit unggul yang akan dibagikan kepada para petani di seluruh Indonesia. "Kami tanda tangan MoU seluruh dekan pertanian se-Indonesia, kerjasama dengan para pakar, mereka akan mendampingi penangkar di lapangan kejasama dengan Kementerian Pertanian, BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) se-Indonesia. Jadi pengawalannya cukup baik. Sehingga menghasilkan bibit-bibit yang unggul. jangan asal bibit," kata Amran.
Amran menuturkan pengembangan bibit unggul ini lebih menekankan pada komoditas holtikultura dan perkebunan. Bibit unggul menjadi faktor penting untuk peningkatan produksi. Sehingga ke depan Indonesia tidak lagi bergantung pada impor bahkan menjadi negara pengekspor.
Hal ini dikatakan Amran sebagai bagian dari targetnya menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045 mendatang. Mengingat potensi besar yang dimiliki Indonesia.
"Contoh lada kemudian kopi ini lagi baik, dan lainnya yang dibutuhkan. Bawang putih juga," ujarnya.
Ia menyebutkan sejatinya sangat mudah menekan impor bawang putih. Sebab, kebutuhannya tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan beras ataupun jagung. Selain itu lahan yang bisa dikembangkan menjadi penghasil bawang putih pun tidak terlalu besar untuk mencukupi kebutuhan. Sehingga ia menargetkan bisa menghentikan impor bawang putih dengan program pengembangan bibit unggul ini.
"Bawang putih ini kan masih impor padahal jumlahnya kecil hanya 500 ribu ton hanya butuh 100 ribu hektare. Ketimbang dengan jagung yang 7 juta hektare. Padi 15 juta hektare, jadi tidak terlalu sulit untuk menyelesaikan impor bawang putih," kata dia.
Untuk program ini, Amran mengatakan Kementan akan menganggarkan anggaran sekitar Rp 2 triliun. Anggaran ini akan disiapkan pada tahun 2018 mendatang.
Ia berharap praktisi pertanian juga bisa bekerjasama dengan pemerintah setempat terkait pengembangan bibit unggul. Terutama yang merupakan potensi komoditas unggulan di wilayah tersebut.
Dekan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Agus Purwinto mengaku menyambut baik kerjasama ini. Dalam program ini, perguruan tinggi diminta terlibat dalam produksi bibit unggul yang menjadi komoditas utama di wilayah tersebut.
"Kita di minta peran serta di dalam struktur, sehingga apa yang diminta pak menteri melakukan studi sesuai dengan lokasinya, sesuai dengan keunggulan komoditas masing-masing. Boleh berpartisipasi memproduksi bibit, nah untuk memproduksi itu akan di berikan oleh Kementan sejumlah uang, itu untuk modal bukan mencari keuntungan, tapi bagaimana perguruan tingi bisa menghasilkan dan terus berjalan menghasilkan setiap watu terkait kekhasan masing-masing," kata Agus.
Menurutnya program ini dapat dibantu melalui program KKN. Bekerjasama dengan lahan milik petani untuk mengembangkan bibit unggulan. Diharapkan melalui program ini dapat mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia secara menyeluruh.