Kamis 18 May 2017 14:21 WIB

Sinarmas Land akan Bangun Silicon Valley Versi Indonesia

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nidia Zuraya
Sinar Mas Land lakukan peletakkan batu pertama Kawasan Digital Hub di BSD City, Kamis (18/5).
Foto: Ronggo Astungkoro/Republika
Sinar Mas Land lakukan peletakkan batu pertama Kawasan Digital Hub di BSD City, Kamis (18/5).

EKBIS.CO, TANGERANG -- Kawasan yang memusatkan industri teknologi seperti di Silicon Valley, California, Amerika Serikat, akan hadir di Indonesia. Digital Hub di Bumi Serpong Damai (BSD) City, akan mengumpulkan perusahaan start up, tech leader, dan komunitas digital.

"Digital Hub hadir untuk mengakomodir perkembangan industri informasi dan teknologi digital yang sangat pesat saat ini," ujar CEO Grup Sinar Mas Land Michael Widjadja pada kegiatan peletakkan batu pertama kawasan Digital Hub, Kamis (18/5).

Menurutnya, kawasan ini akan di bangun di tanah seluas 25,86 hektar di BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten. Dalam pembangunannya, Digital Hub akan dibagi ke dalam empat fase. Fase pertama dimulai dari tahun ini hingga tahun 2019 mendatang.

"Semoga tahun 2019 dapat selesai tahap satu ini dan sudah ada bangunannya. Setelah itu, masuk ke fase ke dua dari 2019 ke tahun 2021," kata Michael.

Pada tahap pembangunan kedua itu, nantinya komunitas-komunitas yang ada di dalam kawasan Digital Hub akan dididik untuk melakukan kerjasama kolaboratif.

Menurut Michael, dengan berkolaborasi suatu komunitas bisa mendapatkan pemikiran dari sisi lain. "Kita harus banyak kolaboratif. Itu memuat kita jadi punya pemikiran dari segi lain yang belum kita miliki. Jadi ada ide baru yang muncul," tuturnya.

Saat ini, sudah ada beberapa penyewa di bidang Teknologi Informasi (TI). Di antaranya, Apple Research and Development Center, Huawei, MyRepublic, Sale Stock, Orami, evhivr, Purwadhika, Geeksfarm, dan Plug and Play. Semua itu akan menempati Digital Hub pada 2019.

"Digital Hub ini akan dibangun 70 ribu bangunan. Setengahnya, akan dibuatkan fasilitas spesial," ungkap Michael.

Fasilitas spesial itu, kata Michael, akan menyediakan fasilitas yang sekiranya sulit untuk dibeli oleh para pengusaha start up. Ia menjelaskan, di tahun awal perusahaan start up dibangun, biasanya akan kesukitan modal. Untuk itu, akan dijembatani dengan disediakannya fasilitas spesial itu.

"Kami jembatani tahun-tahun awal itu untuk mereka agar bisa mengembangkan ide mereka," ujar dia.

Project Leader Digital Hub Irawan Harahap memberikan contoh alat print tiga dimensi (3D). Menurutnya, printer 3D itu bukan barang yang murah. Ukuran kecil saja harganya bisa sampai Rp 15 juta.

"Misal mereka butuh printer 3D, akan kita buat beberapa dan diinvestasi. Jadi, start up di sini bisa menyewa. Bisa kita tekan di biaya sewa bangunan. Mungkin nanti ada jam-jam pemakaiannya," kata Irawan usai kegiatan konferensi pers.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement