EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Jabar Banten (BJB) Tbk kini tengah bertransformasi dari bank lokal menjadi bank berskala nasional. Dengan aset mencapai Rp 98 triliun per kuartal pertama 2017, Bank Pembangunan Daerah (BPD) ini siap memperluas bisnisnya.
Menanggapi hal itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan, sejak lama otoritas memang mendorong Bank Pembangunan Daerah agar maju dan bisa menjadi bank modern. "Termasuk menjadi tuan rumah di daerahnya masing-masing," ujarnya kepada Republika.co.id, baru-baru ini.
Ia menjelaskan, ada beberapa hal penting yang harus dilakukan BPD supaya lebih maju. Pertama penguatan modal, kedua penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG), serta ketiga pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). "Isu-isu tersebut harus menjadi perhatian," kata Muliaman.
Orang nomor satu di OJK tersebut mengatakan, BJB dan BPD lainnya harus memberi perhatian lebih pada pertumbuhan modal nonorganik. Untuk mewujudkannya, kata Muliaman, diperlukan dukungan Pemerintah Daerah sebagai pemegang saham.
Sebelumnya, pada kuartal pertama tahun ini, BJB berhasil mencatat kinerja cukup baik. Laba bersih naik dua persen menjadi Rp 446 miliar year on year (yoy). Diharapkan sampai akhir tahun bisa membaik seiring dengan usaha perseroan dalam meningkatan pendapatan berbasis biaya (fee based income).
Dari sisi kredit, Bank BJB mencatat pertumbuhan sebesar 13,6 persen. Per kuartal I 2017, total kredit yang disalurkan Bank BJB mencapai Rp 62,7 triliun. Pertumbuhan nilai kredit itu terjadi di semua segmen kredit. Sementara rasio kredit bermasalah (NPL), berhasil ditekan menjadi 1,62 persen di kuartal I 2017. Angka NPL kali ini, jauh lebih baik ketimbang NPL di kuartal I tahun 2016 yang mencapai 2,84 persen.