Sabtu 20 May 2017 12:42 WIB

Ini Strategi Bank BJB Bertransformasi Jadi Bank Berskala Nasional

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Bayu Hermawan
Bank BJB (ilustrasi)
Foto: ROL/Fakhtar K Lubis
Bank BJB (ilustrasi)

EKBIS.CO, BANDUNG -- Wakil Pimpinan Divisi Corporate Sekretaris Bank BJB Adi Budiman mengatakan, di usia 56 tahun, PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Barat dan Banten atau dikenal Bank BJB, telah berhasil dalam bertransformasi menjadi bank berskala nasional.

Adi menjelaskan, untuk mencapai posisi tersebut BJB melakukan pembenahan pada ranah organisasi, IT, peningkatan SDM, serta peningkatan kualitas prodak dan layanan.

"Untuk bisa menjadi Bank BJB seperti sekarang, BJB harus berada di trek yang benar. Strateginya empat hal tadi. Yakni IT, SDM, bisnis proses dan kualitas layanan," kata Adi dalam kegiatan Republika Sehari Berkantor di Bank BJB, Bandung, Sabtu (20/5).

Adi mengatakan, jika merunut pada sejarah di tahun 2014, manajemen baru Bank BJB yang pilih pada 19 September 2014 lalu, membuat road map baru bank BJB pada 2015 sampai 2020.

Menurutnya, manajemen telah mempersiapkan BJB tumbuh berkualitas sehat berkesinambungan dan seimbang. Ia menegaskan kini manajemen tidak hanya mengejar pertumbuhan saja, tapi juga kualitas. Menurut dia empat hal yang dijadikan strategi tersebut, adalah konsen manajemen untuk menjadikan Bank BJB sejajar dengan bank lain.

"Kita tidak hanya ingin jadi raja di daerah. Manajemen memiliki misi besar jadi 10 bank terbesar di Indonesia. Tentunya dengan kinerja yanh baik. Ini dibuktikan NPL (rasio kredit macet) bank BJB hanya 1,6 persen jauh lebih rendah dibandingkan NPL Industri yang sebesar, 3,16 persen," jelasnya.

Adi menegaskan, untuk bisa mencapai posisi sepuluh besar bank nasional di Indonesia, semua direksi akan terus istiqomah bekerja hingga visi itu tercapai. Tentunya dalam waktu yang relatif masuk akal kalau. Menurut dia, jika melihat histori, pada 2010 bank BJB berada diperingkat 18 dengan aset 30 triliun-an, dan pada 2017 BJB dahah berada di peringkat 14 dengan aset 105 triliun.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement