EKBIS.CO, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi, Winang Budoyo menilai kebijakan penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan database yang dimiliki oleh kementerian perdagangan bisa menjadi acuan masyarakat untuk bisa mengontrol mafia harga dan mafia pangan yang kerap membuat bahan pokok melambung.
Winang menjelaskan, dengan kemajuan teknologi saat ini bisa dimanfaatkan masyarakat untuk bisa ikut berperan aktif untuk melakukan pemantauan dan pengawasan harga. Ia menilai, kebijakan pemerintah tak akan bisa jalan tanpa ada peran masyarakat.
"Selama ini masyarakat yang biasanya terima terima aja harga naik dijadikan alasan dan tameng bagi para pedagang untuk menaikan harga, Nah dengan adanya acuan harga dari pemerintah harusnya masyarakat juga bisa ikut mengimplementasikan di lapangan," ujar Winang saat dihubungi Republika, Ahad (21/5).
Winang menjelaskan disatu sisi pemerintah harus bisa mengembangkan teknologi dengan baik. Ia mengatakan, pemerintah harus mempunyai database terkait stok barang dan grafik supply and demand agar bisa terdeteksi seperti apa pergerakan stok dan harga.
"Kita nggak tahu seberapa besar permintaan sebenarnya, apa benar pasokan berkurang? Padahal pemerintah jaga pasokan barang. Jadi kalau ada database yang terbuka dan bisa diakses dengan semua masyarakat ini jauh lebih bagus," ujar Winang.
Ia mengatakan, kebijakan HET juga menjadi salah satu langkah awal yang baik untuk bisa menjaga stabilitas harga. Ia mengatakan jika dahulu ada sikap dan ketetapan dari pemerintah terkait harga, maka masyarakat juga jauh lebih tenang dalam menghadapi musim lebaran.
"Kebayangnya kalau jaman dulu di RRI ada pengumuman harga, tapi bisa lewat bentuk lain seperti sms blast, whatsapp blast, harga hari ini berapa, harga hari ini berapa yang tertinggi bisa jadi patokan dan masukan buat masyarakat," ujar Winang.