EKBIS.CO, MANADO -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama Kementerian Pariwisata akan menawarkan destinasi investasi kepada 250 partisipan Manado International Conference in Tourism. Investasi pariwisata ini penting karena Manado dan daerah sekitar di Sulawesi Selatan telah menjadi akses bagi wisatawan asing berkunjung ke Indonesia.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Himawan Hariyoga mengatakan, destinasi investasi yang ditawarkan mendapatkan respons positif dari peserta yang akan hadir. Bahkan saat ini sudah ada 27 perwakilan perusahaan asing yang meminta pertemuan one-on-one dengan pemerintah daerah.
Rata-rata investor tersebut berminat untuk menanamkan modalnya di bidang sarana penunjang pariwisata. Sebab, tanpa sarana penunjang dengan standar internasional, maka akan sulit bagi daerah mengembangkan potensi pariwisatanya.
Himawan menjelaskan, untuk destinasi investasi di Provinsi Sulawesi Utara, investor yang hadir diarahkan untuk menanamkan modal di KEK Bitung atau Bunaken yang menjadi salah satu primadona pariwisata. "Untuk Bitung yang akan diinformasikan lebih pada aktifitas logistik dengan pembangunan Pelabuhan maupun interkoneksi Bitung-Manado-Gorontalo," kata Himawan, Senin (22/5).
Investor akan dipertemukan dengan beberapa perusahaan yang telah menanamkan modalnya di Bitung seperti Grup Indofood. Sedangkan investor yang fokus di sektor pariwisata dapat menggali informasi lebih dalam di Bunaken. Bunaken selama ini dikenal sebagai salah satu obyek wisata nasional menawarkan keindahan alam bawah laut dengan berbagai aktivitas wisata seperti snorkling dan diving.
Selain Bitung dan Bunaken, acara Invest Manado juga akan dimanfaatkan untuk menyampaikan potensi investasi pariwisata di Wakatobi (Sulawesi Tenggara) dan Morotai (Maluku Utara). Dari data Investasi asing (FDI) BKPM hingga kuartal pertama 2017, Sulawesi Tenggara berada di peringkat kedelapan dengan nilai investasi mencapai 272,20 juta dolar AS. Sementara Sulawesi Utara berada di peringkat 16 dengan nilai investasi mencapai151,49 juta dolar AS, serta Maluku Utara di peringkat 23 dengan nilai 32,30 juta dolar AS.