EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 14 poin atau 0,25 persen di level 5.717 setelah terjadi ledakan bom di kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5).
Tujuh sektor saham menguat yaitu agribisnis, aneka industri, pertambangan, infrastruktur, keuangan, industri dasar dan properti. Sementara tiga saham sektoral lainnya melemah yaitu konsumer, manufaktur, dan perdagangan.
''Sementara ini (pasar) belum terlalu terlihat panik karena bisa langsung diatasi,'' ucap Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada, saat dihubungi, Jumat (26/5).
Hal tersebut juga berkaca pada bom di Sarinah tahun lalu, yang tidak memberikan efek jangka panjang. Namun, kata dia, kalau kondisi ini terus terjadi, maka bisa berpengaruh terhadap investasi, apalagi jika yang diserang adalah obyek vital negara seperti instansi pemerintah atau pusat bisnis.
Meski demikian, Reza memprediksi IHSG berpeluang menguat menuju ke level resisten di area 5.715 dan 5.726. Pelemahan yang telah terjadi cukup dalam pada dua hari jelang libur sekaligus pascakenaikan rating Indonesia oleh S&P meninggalkan kenangan yang cukup negatif, mengingat banyaknya ulasan yang langsung menaikkan atau merevisi target IHSG.
Akan tetapi, seperti kondisi historikalnya dimana saat banyak pihak yang optimistis, maka laju IHSG cenderung berbalik melemah. Masih adanya aksi jual dinilai akan membuka potensi pelemahan lanjutan.
Namun, dia mengatakan mengingat posisi IHSG yang dapat dianggap kembali pada posisi normalnya, maka seharusnya mulai ada peluang pembalikan arah menguat. ''Tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat menahan potensi pembalikan arah menguat tersebut. Adanya kejadian teror bom diharapkan tidak menganggu potensi rebound pada IHSG,'' ujar Reza.