EKBIS.CO, JAKARTA -- Pendapatan premi asuransi umum pada kuartal I 2017 tercatat sebesar Rp 15,14 triliun atau tumbuh sebesar 4,13 persen dibanding kuartal I 2016 dari Rp 14,52 triliun. Pertumbuhan ini lebih lambat dari periode sama pada tahun sebelumnya terutama karena penurunan premi pada lini bisnis utama seperti properti, kendaraan, dan marine hull.
Direktur Eksekutif AAUI Julian Noor mengatakan, lini bisnis asuransi properti dan kendaraan membukukan pertumbuhan negatif pada kuartal I tahun 2017. "Sementara lini bisnis lainnya mengalami pertumbuhan positif, terutama pada lini bisnis aviation yang mengalami kenaikan signifikan hingga 365,2 persen," ujar Julian di Jakarta, Selasa, (30/5).
Sementara itu, asuransi kendaraan bermotor mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,1 persen dari Rp 4,108 triliun di kuartal I 2016 menjadi Rp 4,103 triliun di kuartal I 2017. "Asuransi penjaminan dan rekayasa mengalami pertumbuhan positif pada kuartal 1 2017 dibanding tahun lalu, masing-masing 19,8 persen dan 14,6 persen. Masing-masing mengalami kenaikan premi bruto dari Rp 303 miliar menjadi Rp 363 miliar dan dari Rp 419 miliar menjadi Rp 480 miliar," ujarnya.
Menurutnya, pertumbuhan ini sejalan dengan ekspansi proyek infrastruktur pemerintah selama beberapa tahun terakhir yang tercermin pada peningkatan belanja infrastruktur dari tahun ke tahun. Adapun klaim pada kuartal 1 2017 tercatat sebesar Rp 6,82 triliun atau naik sebesar 0,8 persen dibandingkan kuartal 1 2016 yang tercatat sebesar Rp 6,76 triliun.
Ketua Umum AAUI Dadang Sukresna menambahkan, lini usaha yang mengalami penurunan klaim antara lain properti, kargo laut, marine hull, liability, personal accident, dan miscellaneous. Sedangkan lini bisnis yang mengalami kenaikan klaim adalah kendaraan bermotor, aviation hull, engineering, health, credit, dan suretyship.
"Claim ratio kuartal satu tahun 2017 tercatat sebesar 45,1 persen, menurun dibandingkan tahun lalu sebesar 46,6 persen," ujar Dadang. Untuk premi reasuransi umum pada kuartal 1 tahun 2017, katanya, tercatat sebesar Rp 3,04 triliun atau tumbuh sebesar 20,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu dari Rp 2,5 triliun. Sedangkan dari sisi klaim, pada kuartal 1 tahun 2017 tercatat sebesar Rp 0,94 triliun. Angka tersebut naik sebesar 26,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 0,75 triliun.