EKBIS.CO, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menilai kenaikan target pertumbuhan ekonomi pemerintah sebesar 0,2 persen dari 5,1 persen menjadi 5,3 persen di Rancangan APBN Perubahan 2017 masih dalam rentang yang wajar dan masuk akal.
Menurut Agus, Bank Sentral masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun ini yang cukup sejalan dengan target pemerintah, yakni titik tengah antara 5 persen-5,4 persen (year on year/yoy). "Optimisme itu masih wajar," ujar Agus usai penandatanganan kerja sama elektronifikasi pembayaran di jalan tol di Jakarta, Rabu (31/5).
Menurut perkiraan Bank Indonesia, per kuartal, ekonomi Indonesia di kuartal II 2017 akan tumbuh 5,11 persen (yoy). Kemudian di triwulan III dan IV akan melebihi 5,2 persen (yoy). Pada triwulan I 2017, ekonomi Indonesia tumbuh 5,01 persen (yoy).
Dimintai tanggapan terpisah, kalangan ekonom memerkirakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini adalah pemulihan kontribusi ekspor karena perbaikan harga komoditas dan peningkatan konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga dapat menjadi pendorong pertumbuhan karena ditopang belanja masyarakat saat Ramadhan dan Lebaran 2017. Oleh karena itu, Ekonom PT Bank Mandiri Persero Tbk Andry Asmoro memprediksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen (yoy) tahun ini. "Selain ekspor, konsumsi rumah tangga juga bisa kembali di pertumbuhan 5,1 persen atau lebih tinggi di triwulan I 2017," ujar dia.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Selasa (30/5) mengatakan pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa melebihi target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 yang dipatok sebesar 5,1 persen, melainkan terdorong menjadi 5,3 persen. Sri Mulyani mengatakan beberapa faktor yang melandasi keyakinan bahwa perekonomian tahun ini akan lebih baik dari perkiraan sebelumnya adalah kinerja ekspor. Faktor lainnya adalah pertumbuhan investasi yang diyakini lebih baik, seiring dengan optimisme perbankan dan korporasi. Tahun ini, target pertumbuhan kredit bank mencapai 10 hingga 12 persen. Kontribusi konsumsi rumah tangga juga akan membaik, meski laju inflasi sedikit lebih tinggi ketimbang 2016.