Kamis 08 Jun 2017 14:15 WIB

Transmigrasi Jadi Model Baru Reforma Agraria di Indonesia

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Salah satu kawasan transmigrasi di Indonesia timur.
Salah satu kawasan transmigrasi di Indonesia timur.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah masih menyiapkan berbagai langkah dalam progam reforma agraria. Salah satunya mendorong masyarakat untuk melakukan transmigrasi ke daerah yang memiliki lahan banyak, tapi sedikit masyarakatnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, transmigrasi menjadi cara lain dalam melakukan pemerataan ekonomi melalui program reforma agraria. Sebab, selama ini banyak lahan yang terdapat di luar Pulau Jawa bisa dimaksimalkan untuk digarap, tapi tidak ada orang yang bisa memanfaatkannya karena minimnya populasi masyarakat.

"Tanahnya untuk reforma agraria yang banyak di luar jawa, orangnya yang banyak di Jawa. Ini lagi dicari cara bagaimana mempertemukannya," kata Darmin usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Kamis (8/6).

Model reforma agraria dengan transmigrasi memang membutuhkan waktu lama, karena belum tentu banyak masyarakat yang mau berpindah tempat tinggal untuk menggarap lahan tersebut. Meski demikian, cara ini dianggap bisa mendukung penyebaran reforma agraria lebih merata.

Di sisi lain, pemerintah juga memiliki teknis lain dalam meningkatkan manfaat dari reforma agraria, yakni dengan membuat kluster dari lahan yang diberikan. Misalkan terdapat keompok masyarakat atau pondok pesantren yang kebagianembagian lahan tersebut mencapai 100 hektare.

Dari lahan seluas itu kemudian dibagi-bagi berdasarkan kebutuhan. Misalnya 10 hektare digunakan untuk menanam sayur-sayuran yang dibutuhkan masyarakat sehari-hari. Kemudian sisa lahannya digunakan untuk memproduksi produk pertanian secara komersil seperti tanaman padi, cabai, jagung, atau buah-buahan.

Khusus untuk produksi pertanian bisa dibuatkan lumbung untuk menampung hasil panen. Lumbung harus dibangun dengan menyediakan lahan kendaraan sehingga hasil panen dari bertani bisa dijual langsung ke pedagang.

Darmin menjelaskan, selain melakukan reforma agraria agar bisa dimanfaatkan masyarakat dalam bertani atau usaha lain, pemerintah juga menyiapkan cara agar ada jaminan pembelian hasil pertanian tersebut.

"Ini yang sedang kita bangun. Jadi selain pembagian lahan melalui reforma agraria, kita juga siapkan bibit untuk bertani, serta bagian pengusahaannya untuk penjualan," kata Darmin.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement