EKBIS.CO, JAKARTA — Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian (Kementan) Banun Harpini menegaskan ancaman tingginya selundupan daging celeng di bulan Ramadhan ini. Padahal daging hasil buruan tersebut tidak memiliki sanitasi dan higienitas yang baik.
Namun daging celeng yang masih segar tersebut diakui Banun sulit dibedakan dengan daging segar sapi. “Konon katanya kalau beli di sana Rp 10 ribu-Rp 15 ribu per kilogram,” kata dia, Kamis (8/6).
Untuk itu pihaknya meminta masyarakat lebih jeli dalam memilih produk, bukan hanya berdasarkan harga murah tapi juga asal yang jelas. Ia pun meminta masyarakat mengenali ciri-ciri daging segar yakni warna kemerahan yang masih cerah dan bau daging segar.
“Kalau anyir bisa diduga proses penyembelihan dan lain-lain sudah nggak benar,” ujarnya.
Apalagi sebagai Muslim sudah seharusnya mengkonsumsi produk yang biasanya sudah ditetapkan pemerintah karena telah diakui kejelasan asal dan kehalalannya termasuk jaminan dari Badan Karantina Pertanian.
Tren selundupan daging celeng diakui Banun tidak hanya tinggi ketika Ramadhan saja, tapi juga pada hari biasa. Hal tersebut karena terus adanya permintaan dari masyarakat untuk daging tersebut.
Biasanya, daging celeng yang dijual dengan harga murah tersebut dijadikan sebagai bahan oplosan untuk produk daging olahan.