EKBIS.CO, JAKARTA -- Menjelang hari raya Idul Fitri, budaya mudik Lebaran menjadi salah satu tradisi masyarakat urban untuk bersilaturahmi ke kampung halaman. Namun sayangnya, angka kecelakaan saat arus mudik ataupun balik masih tinggi, terutama bagi pengguna angkutan umum.
Menanggapi hal tersebut dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR di Ruang Rapat Komite II DPD RI, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Djoko Sasono menegaskan, Kemenhub telah menyusun strategi pelaksanaan mudik melalui koordinasi secara intens untuk meminimalisir jumlah kecelakaan jelang arus mudik lebaran 2017.
Selain itu, Kemenhub juga telah melakukan ramp chek untuk transportasi darat, inspeksi keselamatan kereta api, sarana udara dan laut. Terkait kepadatan saat arus mudik dan balik lebaran 2017, kata Djoko, Kemenhub telah menyusun beberapa program untuk bisa mengurai kemacetan tersebut. Seperti penambahan sarana transportasi, berupa armada bus, kapal, dan frekuensi penerbangan.
“Adapun salahsatu cara untuk mencegah terulangnya kemacetan di Brexit, kami akan alihkan kendaraan besar seperti bus atau truk dilewatkan ke Brebes Barat, sehingga akan mengurangi jumlah di Brebes Timur,” ujar Djoko melalui siaran pers pada Republika.co.id.
Djoko menambahkan, puncak mudik diperkirakan akan terjadi pada H-2 dan H-1 lebaran. Sedangkan untuk puncak arus balik terjadi pada H+5 dan H+6 lebaran. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna menjelaskan, untuk menghadapi arus lebaran 2017 Kementerian PUPR telah membangun beberapa jalan tol fungsional yang bisa digunakan saat arus mudik dan balik lebaran.
Selain jalan tol, Kementerian PUPR juga membangun rest area dan empat flyover yang dapat digunakan H-10 lebaran. Menurut Herry, kesiapan jalan tol fungsional di 2017 yang utama ada di Brebes Timur-Weleri sepanjang 110 km. Yang disiapkan untuk menghindari kejadian seperti tahun lalu.
"Selain di Pulau Jawa, ada di Pulau Sumatera sepanjang 65 km. Seperti Bakauheni sampai Lematang sepanjang 5,03 Km, atau Medan sampai Sei Rampah sepanjang 41,6 Km,”jelas Herry.