Jumat 16 Jun 2017 16:29 WIB

Mentan Siapkan Rp 20 Miliar untuk Kembangkan Belgian Blue

Red: Gita Amanda
Kemetan siapkan dana Rp 20 milyar untuk kembangkan sapi Belgian Blue
Foto: Kementan
Kemetan siapkan dana Rp 20 milyar untuk kembangkan sapi Belgian Blue

EKBIS.CO, CIPELANG -- Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan 1.000 ekor kelahiran pedet Belgian Blue Tahun 2017/2018. Kementan akan merevisi aggaran sebesar Rp 20 miliar demi menyukseskannya hal tersebut.

"Dalam waktu dekat kami akan segera melakukan lelang", ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melalui siaran persnya, Jumat (16/6).

Pengembangan sapi Belgian Blue di  Balai Embrio Transfer (BET) Cipelang ini merupakan wujud pengembangan teknologi dalam rangka introduksi jenis sapi baru di Indonesia. Keberadaan Belgian Blue digunakan untuk disilangkan dengan sapi lokal untuk meningkatkan sapi lokal.

"Saya bangga dan bahagia hari ini melihat keberadaan Belgian Blue," ujar Mentan kepada media.

Pengembangan dilakukan dengan mengimplementasikan TE (Transfer Embryo) dan sudah dilakukan sejak tahun 2016. Dalam sejarahnya, sapi Belgian Blue atau sapi BB merupakan perkawinan antara sapi Shorthorn atau Durham dengan sapi lokal Belgia. Sapi hasil persilangan ini memliki warna kulit kebiruan sehingga disebut dengan Belgian Blue. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari terjadinya mutasi ini adalah, perototan yang luar biasa sehingga jumlah karkas juga meningkat dan kandungan lemak pada daging rendah.

Tingginya minat peternak terhadap sapi BB ini menginspirasi asosiasi Belgian Blue di Belgia untuk menyebarkan Belgian Blue ke seluruh dunia baik dalam bentuk semen beku maupun embrio. Semen beku Belgian Blue biasanya digunakan untuk kawin silang dengan sapi perah (hampir 65 persen). Terdapat tiga pola warna pada sapi BB ini, diantaranya adalah hitam (pie-black atau pie-noire), semua putih dan roan (pie-blue). 

Dalam perkembangan terakhir, sapi BB digunakan sebagai sapi dual purpose (sapi dwiguna atau penghasil daging dan susu) dan sapi pedaging. Sebagai sapi dwiguna, prinsip seleksi yang digunakan berdasarkan potensi produksi susu dan calving easy atau kemudahan melahirkan, produksi susu mencapai 4.200 sampai 4.800 liter, namun juga terdapat sapi dengan tipe perah dengan produksi susu 5.400 sampai 6.000 Liter.

Dengan sifat aslinya sebagai sapi dwiguna, sapi BB merupakan sapi yang secara spesifik merupakan sapi pedaging dengan sifat dan keuntungan yang dapat diperoleh. Di antaranya adalah perototan yang luar biasa, efisiensi pakan, kualitas daging yang bagus (tenderness), early maturity, docility (jinak), rendah lemak, rendah tulang dan persentase karkas yang 20 persen lebih banyak dibandingkan sapi pada umumnya.

“Dengan dikembangkannya sapi BB ini, maka akan dapat membantu upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi daging sapi di Indonesia,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement