EKBIS.CO, JAKARTA -- Sejumlah harga pangan jatuh di bawah harga eceran terendah yang ditetapkan pemerintah. Kondisi ini terjadi akibat kelebihan produksi.
"Harga cabai di daerah Sumatera harganya Rp 2.000 per kilogram. Jujur, ini menyedihkan. Di saat harga cabai rawit naik kami kejar produksi, tapi sekarang over produksi," ungkap Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Jakarta Timur, Sabtu (17/6).
Selain itu, di Sumatera harga bawang merah juga menurun hingga Rp 10 ribu per kg. Amran mengatakan, pihaknya membuat lumbung bawang di sana. Ia berharap pemerintah dapat menyerap produksi barang pokok yang berlebih itu.
"Kalau ini terus terjadi, petani akan semakin tertekan. Dampaknya akan terasa tahun depan, bukan sekarang. Kalau bisa, penampungan itu ditambah. Di daerah itu masih sangat kecil," kata Amran.
Ia pun mengingat saat datang ke Dompu, Nusa Tenggara Barat, bersama Presiden Joko Widodo. Di sana, harga jagung hanya Rp 1.000 per kg. Presiden pun meminta Perpres untuk menentukan harga eceran terendah jagung sebesar Rp 3.120 per kg.
"Persoalan selama 10 tahun, kita atasi satu tahun. Kalau Rp 3.100 itu petani tidak rugi, jadi mereka akan tetap memproduksi," tutur Amran.
Untuk beras, Amran mengatakan, panen padi kedua akan terjadi beberapa waktu ke depan. Oleh sebab itu, ia yakin stok beras akan aman hingga awal 2018 mendatang. "Untuk beras, stok aman Insyaallah sampai Januari tahun depan. Bukan hanya sampai Idul Fitri saja," ucap Amran.
Ia menambahkan, apabila ada importir yang coba-coba menaikkan harga, akan dilakukan pencabutan izin rekomendasi impornya, termasuk ke grup perusahaannya. Bahkan, kata Amran, ke individunya agar tak membuat perusahaan baru lagi untuk mengimpor.
"Kalau bisa sampai orangnya. Jadi, pas buat perusahaan baru tidak dikasih lagi. Kami tidak beri ruang lagi untuk importir seperti itu," kata Amran.