EKBIS.CO, KUPANG -- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTT, Naek Tigor Sinaga memperkirakan tingkat perputaran nilai tukar rupiah selama masa mudik Idul Fitri 1438 Hijriah cukup tinggi dibandingkan dengan Lebaran 2016. "Kami telah memprediksi terjadi kenaikan sebesar 15 persen pada 2017 dibandingkan 2016. Mulai dari arus uang yang dibutuhkan daerah setempat selama lebaran apakah itu arus mudik, arus balik dan aktivitas yang berdampak transaksi lainnya," katanya, Kamis I(29/6).
Peningkatan sebesar 15 persen tersebut dipengaruhi oleh penambahan kebutuhan uang tunai oleh masyarakat. Juga disebabkan karena beroperasinya tiga kas titipan di tiga kota NTT pada akhir tahun 2016 yakni Ende, Ruteng dan Lembata. "Itu otomatis tentunya persediaan uang yang disalurkan melalui kas titipan akan meningkat dan itu dimasukkan dalam proyeksi BI sehingga untuk peningkatan uang dalam rangka lebaran tahun ini (2017) sekitar 15 persen," katanya.
Terkait stok uang yang ada di BI, Sinaga mengatakan, posisi kas BI yang ada sampai dengan saat ini termasuk dengan uang yang ada di enam kas titipan BI di sejumlah kota di NTT berjumlah Rp 2,43 triliun. Dari Rp 2,43 triliun tersebut diperkirakan akan diambil secara bertahap, sehingga BI mengantisipasinya dengan menyiapkan sebanyak Rp 400 miliar untuk kebutuhan di akhir periode bulan Mei 2017.
"Jadi akhir bulan Mei ini biasanya lebih disebabkan karena penarikan untuk kebutuhan gaji pegawai dan akan mencapai puncaknya pada akhir Juni dan awal Juli. Karena ada THR ASN dan gaji ke-14 yang dibayarkan sebelum dan saat arus balik serta Lebaran Ketupat," ungkapnya.
Dia menyampaikan, sebelum tanggal hari raya Idul Fitri yang jatuh pada 25 Juni 2017, diprediksi akan ada penarikan uang untuk gaji pegawai maupun untuk tunjangan hari raya (THR). Karena itu BI menyiapkan sekitar Rp 1, 165 triliun.
Dengan demikian, total untuk kedua kebutuhan dimaksud yaitu masing-masing Rp 400 miliar ditambah Rp 1,165 triliun tersebut menjadi sekitar Rp 1,5 triliun lebih, yang akan disiapkan untuk kebutuhan Lebaran. "Jadi puncaknya yaitu nanti pada bulan Mei hingga akhir bulan Juni itu, uang yang akan keluar atau beredar di Nusa Tenggara Timur sekitar Rp 1,5 triliun," ujarnya.
Sinaga menambahkan, dari stok uang di BI sebesar Rp 2,43 triliun tersebut, saldo yang tersisa sekitar Rp 800 miliar. Dengan nilai tersebut, menurut dia, cukup untuk meng-cover rata-rata uang yang keluar dari BI (out flow) setiap bulannya. "Biasanya, setelah masyarakat berbelanja tersebut nantinya uang itu akan kembali lagi sehingga otomatis uang-uang yang ada di BI juga akan bisa bertambah," katanya.