EKBIS.CO, JAKARTA -- Pertumbuhan sektor ritel yang melemah sejak awal 2017 menunjukkan gejala penurunan konsumsi di masyarakat. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti menilai, pelemahan sektor konsumsi ini terjadi karena masyarakat tengah mengalihkan dana belanja mereka untuk keperluan lain yang lebih penting.
Ia menjelaskan, saat ini sebagian masyarakat sedang mempersiapkan dana pendidikan untuk anak-anaknya. Sebab, seperti diketahui, tahun ajaran baru sekolah akan segera dimulai. Karenanya, kemungkinan sebagian masyarakat mengalihkan dana konsumsi mereka untuk kebutuhan sekolah.
"Konsumen sudah lebih cerdas dalam membelanjakan uangnya, sehingga memilih yang lebih prioritas. Pembelanjaan konsumsi seperlunya saja," kata Tjahya, pada Republika, Senin (3/7).
Asosiasi pengusaha ritel Indonesia (Aprindo) mencatat, pertumbuhan ritel sejak awal tahun mengalami penurunan. Bahkan, Ketua Umum Aprindo Roy Mandey mengatakan momen Ramadhan dan Idul Fitri pada Mei dan Juni lalu juga tidak mampu menggerek sektor konsumsi.
Pengamat ekonomi dari CORE Indonesia, Muhammad Faisal menyebut penurunan daya beli tersebut salah satunya diakibatkan oleh akumulasi kenaikan harga-harga yang diatur pemerintah (administered prices) sejak awal tahun lalu.
Selain itu, faktor lain yang memengaruhi daya beli masyarakat yakni adanya gejala menunda belanja di kalangan masyarakat menengah atas. Kalangan masyarakat tersebut lebih berhati-hati dalam membelanjakan dana mereka. Bukan karena tak punya cukup dana, tapi karena khawatir akan ada penarikan pajak baru yang dibebankan pada mereka.