EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meyakini pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2017 akan mencapai di atas 5,1 persen.
"Di atas itu, lebih tinggi. Ya artinya sebetulnya secara seasonal ekonomi kita membaik di kuartal dua, karena permintaan macam-macam dari negara lain membaik," ujar Darmin ditemui usai Rapat Paripurna DPR di Jakarta, Kamis (6/7).
Menurut Darmin, kinerja ekspor-impor yang mulai menunjukkan tren positif, akan membantu meningkatkan pertumbuhan domestik. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2017 diyakini melampaui pertumbuhan pada kuartal I 2017 yang mencapai 5,01 persen.
"Kuartal dua dan ketiga ini tampaknya diperkirakan akan pulih sehingga ekonomi kita itu pertumbuhannya makin seimbang motor penggeraknya. Kita percaya situasi ini mengarah ke perbaikan," ujar Darmin.
Berbeda dengan pemerintah, Bank Indonesia sebelumnya justru memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2017 (April-Juni) akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya menyusul bergesernya realisasi pengeluaran pemerintah dan masyarakat ke kuartal III.
Bank sentral menilai, peningkatan konsumsi masyarakat belum sesuai ekspekstasi karena pencairan gaji ke-13 PNS tahun ini dibayarkan di kuartal III dan juga beberapa kegiatan ekonomi yang bergeser ke pertengahan tahun. Selain itu, pengeluaran pemerintah juga lebih lambat.
Namun, Gubernur BI Agus Martowardoyo sendiri masih enggan mengungkapkan revisi perkiraan pertumbuhan ekonomi di kuartal II. Sebelum direvisi, BI memerkirakan ekonomi paruh kedua tahun 2017 akan tumbuh 5,11 persen secara year on year (yoy).
Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2017 dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap kegiatan ekonomi sepanjang tahun. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi di kuartal III (Juni-September) dan kuartal IV (Oktober-Desember) akan lebih baik dari perkiraan sebelumnya karena beberapa kegiatan ekonomi yang bergeser di dua kuartal tersebut.
BI sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV akan melebihi 5,2 persen (yoy). Dengan begitu, meskipun ada perubahan, otoritas moneter masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2017 di rentang 5,0-5,4 persen (yoy).
Sebelumnya, Bank Dunia juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,2 persen pada 2017, dan 5,3 persen pada 2018 mendatang. Perekonomian Indonesia disebut memasuki tahun 2017 dengan pijakan yang kuat, dan dibantu oleh lingkungan global yang lebih mendukung dan kondisi fundamental dalam negeri yang membaik.
Kinerja fiskal pada semester I-2017 menguat, dengan peningkatan pendapatan dibandingkan tahun 2016 dan kualitas pengeluaran yang lebih baik. Selain itu, target penerimaan yang lebih realistis dalam APBN 2017 juga mengurangi kebutuhan pemotongan anggaran yang besar seperti yang telah dilakukan pada 2016.
Peningkatan peringkat kredit dari Standard and Poor's baru-baru ini juga dinilai menunjukkan adanya perbaikan pengelolaan dan kredibilitas fiskal Indonesia.