Senin 10 Jul 2017 16:32 WIB

Kemenperin Ingin Industri Makanan dan Minuman Genjot Ekspor

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nur Aini
Ilustrasi pertumbuhan industri makanan dan minuman di Tanah Air.
Foto: Republika/ Wihdan
Ilustrasi pertumbuhan industri makanan dan minuman di Tanah Air.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian mendorong peningkatan ekspor di industri makanan minuman untuk mensubstitusi pertumbuhan kuartal kedua 2017 yang diprediksi melemah. Direktur Jenderal Industri Agro Panggah Susanto mengatakan, pihaknya akan mendorong industri untuk memanfaatkan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).

"Kita akan bantu untuk ekspor melalui KITE. Kelihatan porsi ekspor di beberapa perusahaan sudah meningkat," ujarnya, saat ditemui wartawan usai acara halal bihalal di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (10/7).

Namun begitu, Panggah mengaku belum memiliki data riil pertumbuhan industri makanan dan minuman di kuartal kedua. Pada kuartal satu sebelumnya, pertumbuhan industri di sektor tersebut tercatat 8,5 persen. Dalam beberapa bulan terakhir, kata dia, memang ada investasi baru dari sejumlah perusahaan besar di industri makanan dan minuman. Namun demikian, investasi tersebut tidak akan banyak berpengaruh pada pertumbuhan industri tahun ini, sebab dampaknya baru akan terasa tahun depan.

Ketua Asosasi gabungan pengusaha makanan dan minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman mengaku mendapat laporan bahwa masih banyak stok produk yang tersisa di toko-toko ritel akibat tidak terserap oleh konsumen. Padahal, biasanya stok selalu habis menjelang Idul Fitri.

Karena itu pula, menurutnya, banyak pabrik makanan dan minuman yang tidak buru-buru berproduksi kembali pasca-libur Lebaran. Umumnya, pabrik hanya libur 2-3 hari. Namun, karena masih banyak stok tersisa, maka tahun ini sejumlah pabrik memperpanjang libur produksi hingga satu pekan.

"Ini agak mengkhawatirkan. Tapi pertumbuhannya berapa persen, kami belum bisa kasih angka karena masih didata," kata Adhi.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement