EKBIS.CO, JAKARTA -- Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian Harjanto menyampaikan, Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi bagi Cina. Apalagi, Indonesia termasuk 10 negara manufaktur terbesar dunia.
“Investasi merupakan salah satu instrumen yang berkontribusi sangat besar pada perekonomian nasional. Diharapkan, dengan terus meningkatnya investasi Tiongkok di Indonesia, akan pula membawa efek positif bagi peningkatan daya saing industri dalam negeri,” ujar Harjanto dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (14/7).
Beberapa investasi Cina di Indonesia yang sudah berjalan antara lain PT Sulawesi Mining Investment yang bergerak pada bidang pertambangan nikel dengan kapasitas 300 ribu ton per tahun dengan nilai invetasi sebesar 636 juta dolar AS di Morowali Industrial Park, Sulawesi Tengah. Kemudian PT Sulawesi Mining Investment merupakan smelter nikel pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi Arc Furnace Rotary Kiln.
Selanjutnya, PT Virtue dragon Nickel Industry yang bergerak di bidang pengolahan ferronikel di Konawe, Sulawesi Tenggara dengan nilai investasi sebesar 5 miliar dolar AS dengan kapasitas 600 ribu ton per tahun. Kemudian, Anhui Conch Cement Company yang bergerak di bidang industri semen dengan total investasi sebesar 5,7 miliar dolar AS dan kapasitas produksi sebesar 20 juta ton per tahun.
Di Indonesia, Anhui Conch Group akan membangun lima integrated plant dan satu grinding plant di Kalimantan Selatan, Banten, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Papua Barat. China Communications Constructions Company Ltd. (CCCC) akan turut pula berpartisipasi dalam kerja sama pengembangan kawasan industri di luar Pulau Jawa serta mampu menarik unit-unit usahanya untuk berinvestasi pada sektor manufaktur di Indonesia.
“Pihak CCCC mengakui, Indonesia merupakan mitra potensi yang strategis bagi mereka terutama dalam pengembangan proyek infrastruktur, seperti pembangkit tenaga listrik, jembatan, dan jalur kereta api,” kata Harjanto.
Salah satu unit usaha CCCC, yakni China Harbour telah menyatakan tertarik pada pengembangan kawasan industri di Kuala Tanjung dan kerja sama di sektor pelabuhan. Selain itu, terjadi komitmen investasi melalui penandatangan MoU antara Tsingshan Group dan Delong Group dengan PT Indonesia Morowali Industrial Park tentang kerja sama pembangunan pabrik carbon steel di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah dengan kapasitas mencapai 3,5 juta ton per tahun dan total nilai investasi sebesar 980 juta dolar AS.
Kesepakatan lainnya, ditandatangani pula MoU antara Tsingshan Group dengan Bintang Delapan Group dan PT Indonesia Morowali Industrial Park tentang kerja sama pembangunan pembangkit tenaga listrik di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah dengan kapasitas 700 MW dan total nilai investasi sebesar 650 juta dolar AS. Kemudian, sejumlah investor Cina yang tengah menjajaki peluang investasi di Indonesia, antara lain Zhengzhou Demeter New Energy Technology Co Ltd, Shandong Water Development Group Co Ltd, China Meheo, CEFC Beijing International Energy Company Limited, Jiangsu Boda Enviromental Protection Co Ltd, Beijing Huayou International Logistics & Engineering Service Co Ltd, dan Risen Energy Co Ltd.
Selanjutnya, investor Cina lainnya yang sedang melakukan penjajakan yakni Beijing East Environment Energy Technology Co Ltd, China Power International Development Ltd, Guangdong Guanyeu Highway & Bridge Company Ltd, Louyang Yixin Enviromental Protection Technology Co Ltd, dan HenanRuyangTiancai Textile Co Ltd. N. Rizky Jaramaya