Selasa 18 Jul 2017 09:03 WIB

ISABC Dorong Indonesia Jadi Pusat Ekonomi Syariah

Red: Irwan Kelana
Silaturahim dan Rapat Pleno Pengurus ISABC di Hotel d’Arcici Jakarta, Senin (17/7).
Foto: Dok ISABC
Silaturahim dan Rapat Pleno Pengurus ISABC di Hotel d’Arcici Jakarta, Senin (17/7).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Indonesia Saudi Arabia Business Council (ISABC) Muhammad Hasan Gaido menegaskan Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, sudah semestinya menjadi sentral kegiatan ekonomi syariah. Karena itu pihaknya terus mendorong pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah di dunia.

Hal  itu diungkapkan Hasan Gaido saat pertemuan Silaturahim dan Rapat Pleno Pengurus ISABC di Hotel d’Arcici Jakarta, Senin (17/7). “Jangan sampai negeri ini hanya dijadikan sebagai pasar dari kegiatan ekonomi syariah dunia. Kita harus rebut pangsa pasar syariah dengan terus mendorong pemerintah dan swasta untuk mewujudkan sebagai sentral ekonomi syariah di berbagai sektor,” kata Hasan Gaido dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (18/7).

Menurutnya, Indonesia yang berpenduduk 270 juta jiwa, di mana 87 persen adalah Muslim, merupakan market yang besar. Karena itu pihaknya tengah merancang langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan dalam mewujudkan hal tersebut. Di antaranya adalah melakukan koresponden dan menggandeng pihak-pihak terkait seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata, Kamar Dagang dan Industri (Kadin), dan yang lainnya.

“Kita akan sosialisasikan terus bahwa Indonesia sangat berpotensi menjadi sentral ekonomi syariah. Mulai dari kegiatan usaha perhotelan berkonsep syariah, restoran halal, perbankan syariah termasuk kegiatan ekspor dan impor yang dilandasi prinsip-prinsip syariah,” ujar Ketua Bilateral Kadin Komite Tetap Timur Tengah itu.

Menyikapi hal itu, Ketua Bidang Pariwisata ISABC, Ahmad Mustofa mengatakan secara riil, untuk aktivitas dan transaksi dunia pariwisata domestik saja, Indonesia adalah pangsa pasar yang besar dibandingkan dengan negara-negara lain. “Betapa tidak, perputaran uang dari dunia pariwisata dalam negeri dengan penduduk yang besar dan wilayah yang luas dari Sabang hingga Merauke, Indonesia nilainya lebih besar jika dibandingkan dengan negara lain,” ujar Ahmad Mustofa.

Ia menyebutkan contoh, ketika musim lebaran tiba, penerbangan, transportasi darat dan laut begitu padat. Begitu pula,  sepanjang bulan puasa Ramadhan yang baru lalu, misalnya, nilai transaksi belanja kaum Muslim luar  biasa.

“Itu baru dalam satu momen saja. Belum lagi pergerakan masyarakat dari satu destinasi wisata ke destinasi lainnya yang ada di negeri ini. Jika kondisi ini bisa kita manfaatkan dengan baik, maka dengan sendirinya Indonesia bisa menjadi pusat ekonomi syariah di negeri sendiri maupun dunia,” kata Direktur Operasional PT Jakarta Tourisindo selaku pengelola dari Grand Cempaka Hotel dan d’Arcici Hotel itu.

Karena itu, kata Ahmad, menjelang penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI) 2017 yang akan digelar pada 11-15 Oktober mendatang,  pihaknya akan mengadakan serangkaian acara untuk menyukseskan hajatan pemerintah melalui kegiatan tersebut. “Terutama terkait dalam hal investasi syariah, halal tourism, halal trade dan lain sebagainya yang menjadi bagian dari aktivitas ekonomi syariah. Tentu ini juga upaya kita dalam mewujudkan Indonesia sebagai sentral ekonomi syariah dunia,” katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement