EKBIS.CO, JAKARTA -- Dedeh (55 tahun) adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki tiga orang anak. Dua diantaranya masih menempuh pendidikan di bangku sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Dia paham betul bahwa perjuangan untuk membesarkan ketiga anaknya, apalagi mereka yang masih mengenyam pendidikan, bukanlah suatu hal yang mudah. Apalagi, sang suami telah lama meninggal lima tahun lalu. Ini yang kemudian membuatnya harus tetap tangguh menjadi orang tua tunggal bagi ketiga buah hatinya.
Dedeh tak pernah lelah terus bekerja siang dan malam demi mencukupi kebutuhan keluarganya sehari-hari. Pagi-pagi betul sebelum ayam berkokok, Dedeh telah bersiap menyambut rejeki, dan bergegas pergi ke pasar membeli aneka kebutuhan warung kelontong miliknya. Setelah itu, dia memasak nasi uduk dan gorengan untuk dijual di pagi harinya.
Bisa dibilang, sudah ada sendiri para pecinta nasi uduk buatan Dedeh yang terkenal gurih dengan lauk lengkapnya, seperti ayam, mi, orek tempe, ikan asin sambal, dan juga telur. Tak heran, sejak buka pukul 5.30 pagi, nasi uduk Dedeh sudah ludes satu jam kemudian.
Selain itu, warung kelontong miliknya juga tak sepi pengunjung. Sudah tiga tahun Dedeh merintis usaha warung miliknya itu setelah mendapat suntikan modal usaha. Jalan menuju keberhasilan usahanya seperti saat ini penuh dengan berbagai cobaan.
Awalnya, Dedeh hanya berjualan nasi uduk, itu pun masih sedikit karena kurangnya modal. "Terus saya ikut Amartha, dikasih modal Rp 2 juta tahun 2015 yang lalu, saya pakai buat modal usaha. Alhamdulillah sekarang usaha warung saya makin lancar dan maju," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (21/7).
Amartha sendiri adalah penyelenggara layanan peer to peer (P2P) lending yang menjembatani dan memudahkan investor menemukan peluang investasi pada pembiayaan usaha mikro dan kecil (UMKM) di Indonesia. Dengan bergabung bersama Amartha, pengusaha kecil dan mikro seperti Dedeh akan mampu berkembang dan menjadi lebih mandiri, berjuang untuk keluarga, serta mencapai hidup yang lebih sejahtera.
Sebelum mendapat pembiayaan dari Amartha, pendapatan Dedeh sehari-hari hanya berkisar Rp 80 ribu hingga Rp 120 ribu. Uang tersebut masih dia putar untuk modal usaha dan juga memenuhi kebutuhan keluarga. Namun setelah mendapat suntikan modal dari Amartha untuk mengembangkan usaha miliknya, dia mampu meraup omzet hingga Rp 300 ribu dalam satu hari atau rata-rata Rp 9 juta dalam satu bulan. Ini adalah buah kerja keras Dedeh yang berjualan dari pagi hari hingga malam setiap harinya.
“Seneng banget saya bisa dapet modal usaha dari Amartha, dulu nggak punya warung, sampai sekarang warung saya bisa kaya gini,” kata Dedeh.
Buah kerja keras Dedeh ternyata mampu berdampak lebih luas, khususnya kepada anak sulungnya yang sudah tamat SMA. Anak laki-laki pertamanya kini telah membuka usaha beternak burung dara. Usahanya ini ternyata berkat suntikan modal dari Dedeh yang ingin mendorong buah hatinya menjadi mandiri. Kurang lebih sudah satu tahun usaha ternak burung dara ini berjalan. “Dulu saya bantu modal buat beli indukannya sama obat dan bangun kandang. Sekarang ya Alhamduliilah udah banyak burung daranya, udah punya pelanggan sendiri di Pasar Parung dia. Jadi ya bisa bantu-bantu saya," ujarnya bercerita.
Amartha akan terus hadir di tengah-tengah masyarakat piramida terbawah di berbagai pelosok Indonesia. Mendorong mereka menjadi mandiri dan mampu berkontribusi untuk peningkatan kesejahteraan keluarga.