Sabtu 29 Jul 2017 21:54 WIB

Berharap Sumbar Menjadi Daerah Pusat Satwa Liar

Red: Budi Raharjo
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dan Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno melepasliarkan harimau Sumatra di Dharmasraya, Sumbar, Sabtu (29/7).
Foto: Sapto andika chandra
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dan Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno melepasliarkan harimau Sumatra di Dharmasraya, Sumbar, Sabtu (29/7).

EKBIS.CO, PADANG -- Gubernur Sumbar Irwan Prayitno meyakinkan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya tentang siapnya Sumbar menjadi daerah pusat satwa liar.

“Kalau Ibu Menteri LHK setuju, Sumbar siap dijadikan daerah pusat satwa liar, karena bagi kami di Sumbar menjaga alam dan lingkungan hidup sebuah kebaikan untuk kesinambungan hidup semua makhkuk ciptaan Allah SWT,” ujar Irwan Prayitno pada acara Peresmian Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dhamasraya di PT Tidar Kerinci Agung (TKA) Sei Talang, Kabupaten Dhamasraya, Sabtu (29/7).

Gubernur Irwan Prayitno lebih jauh menjelaskan, alam Sumatra Barat saat ini masih dalam kondisi baik. Kondisi ini akan terawat jika masyarakat ikut serta di dalamnya menjaga hutan dan lingkungannya dengan secara baik pula.

“Ada pesan Allah dalam Alqur’an bahwa setiap ciptaannya memiliki makna dan sesuatu hal yang penting dalam kehidupan, ekosistem alam, jika ada yang belum ketahui tentu manusia belum tahu, tetap menjadi perhatian menjaganya setiap makhluk hidup ada peran dan fungsi yang dilakoninya,” ujarnya.

Dari data di Kementerian LHK, Harimau Sumatra hampir punah, karena populasinya diburu oleh orang-orang yang mengejar keuntungan sesaat. Ia mengatakan alasan memburu harimau karena dianggap merusak kehidupan makhluk lain, itu tidak benar.

“Bukannya harimau yang merusak, melainkan manusia yang berulah lebih awal, karena mengganggu lingkungan hidupnya. Jangan salahkan harimau mengamuk, lalu kita buruh dan bunuh,” ujar Irwan.

Dengan menjaga kelangsungan hidup Harimah Sumatra, kata Irwan, itu telah termasuk menjaga kelestarian lingkungan hidup yang dikehendaki bersama sesuai undang-undang. Ia juga menyampaikan, dilepasnya seekor harimau betina bernama Lioni ini, diharapkan menjadi awal tekad bersama untuk menjaga kelestarian Harimau Sumatra di Sumatra Barat.

“Mari kita sosialisasikan selalu pentingnya menjaga ekosistem alam secara bersama, ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai, bundo kanduang, pemuda, dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya sebagai bakti kita untuk menjaga hak anak cucu kita di masa mendatang untuk hutan, satwa dan lingkungan hidup yang juga menjadi hak mereka,” ujar Irwan Prayitno.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya dalam kesempatan itu menyampaikan, pemerintah nasional mengapresiasi apa-apa yang telah dilakukan pimpinan PT TKA dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup untuk kebaikan dan kesejahteraan masyarakat.

“Dan kami setuju Sumatra Barat sebagai Pusat Suaka Alam Sumatera, karena Sumbar amat memungkinkan dengan kondisi alam dan lingkungan hidup masih baik dan makhluk satwa dapat hidup berkembang tentunya sesuai satwanya. Ini merupakan pusat rehabilitasi Harimau Sumatra di Dhamasraya, murni dari swasta PT TKA yang pertama diresmikan,” ujarnya.

Siti Nurbaya juga menyebutkan biasa Indonesia selalu disorot dunia dalam persoalan satwa. Pertama itu soal Orang Hutan, kedua Gajah, ketiga Harimau dan yang keempat Badak.

Peresmian hari ini juga bertepatan dengan Hari Global Tiger Days tanggal 29 Juli , di mana ada 13 negara yang memiliki satwa harimau dengan berbeda khasnya. “Mari kita bersama anak bangsa seluruh Indonesia untuk bersatu dengan alam menjaga lingkungan dan satwa sebagai kegiatan sosial yang kemasyarakat untuk kehidupan yang lebih baik,” ajak Siti Nurbaya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement