EKBIS.CO, MEDAN -- Pengusaha rempeyek Cap Jempol, Redison (36) saat ditemui di tempat usahanya di Medan Johor, mengatakan usaha camilan rempeyek yang ditekuninya sekarang ini adalah meneruskan usaha dari orang tua. Dia mengakui bisnis ini mempunyai peluang yang bagus di kota Medan.
"Resep membuat peyek ini mulanya dibawa dari Sumatera Barat oleh keluarga ayah saya dan makin ke sini kita lihat peminatnya banyak di Medan," katanya.
Makanan ringan berbahan tepung beras itu masih diproduksi rumahan. Namun untuk pemasarannya sudah sering ikut berbagai pameran kuliner dan UKM. "Kita sekarang juga buka toko di depan gang rumah, jadi siapa yang mau beli bisa langsung ke sini bahkan orang-orang pemerintah seperti dari kantor wali kota dan kantor gubernur dan lainnya sering pesan peyek sama saya," katanya.
Untuk menjaga kualitas rasa, tingkat kerenyahan, dan originalitas produk, ia konsisten tidak menggunakan pengawet. Adapun varian campurannya ada tiga jenis yakni kacang belah, teri nasi, dan kacang ijo.
Bukan hanya di Kota Medan, rempeyek produksinya juga diminati masyarakat dari daerah lain dengan harga jual Rp 73 ribu untuk tiap kilogram rempeyek kacang dan Rp 76 ribu rempeyek teri. "Pemesanan kita sudah cukup meluas apalagi kalau menjelang hari-hari besar seperti kemarin saat Ramadhan dan Syawal, pesanan meningkat drastis," katanya.
Rempeyek olahannya itu juga sudah mendapatkan izin dari Dinas Kesehatan dan resmi diakui oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai produk halal sehingga dijamin aman dikonsumsi. "Kami juga mencoba mempromosikan produk dengan menggunakan media sosial dan melakukan pengemasan sedemikian rupa agar menguatkan kepercayaan konsumen," katanya.