EKBIS.CO, TANGERANG -- PT Angkasa Pura (AP) II ingin menciptakan bandara yang bebas stres dan hambatan yang seringkali dialami oleh para penumpang dengan konsep bandara cerdas atau smart airport.
"Selama ini orang-orang sebelum ke bandara stres karena macet, di bandara juga stres karena ribet, karena itu kita mau pelayanan yang berbasis hassle-free (tanpa hambatan), stress free (bebas stress), selama ini orang ke bandara tidak nyaman, pelayanan lambat, banyak birokrasi, kita benahi itu," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dalam penyerahan ISO 9001:2015 di Tangerang, Jumat (11/8).
Awaluddin mengatakan pihaknya memiliki tiga langkah dalam menciptakan bandara yang memiliki pelayanan prima, yaitu pengembangan sumber daya manusia (SDM), penyederhanaan prosedur dan pembenahan infrastruktur.
"Program-program pengembangan SDM bukan hanya untuk laangan, tetapi juga di jajaran manajerial," ujarnya.
Kedua, dalam penyederhanaan prosedur dibuat menjadi menjadi terintegrasi dengan di antaranya pembenahan-pembenahan prosedur operasi standar (SOP).
"Kita baru dapat ISO untuk Soetta, Kualanamu dan Husein itu untuk customer service dan terminal service inspection, ke depannya kita akan mengintegrasikan ke dalam airport management system," katanya.
Ketiga, yaitu pembenahan infrastruktur dengan menggabungkan infrastruktur keras (hard infrastructure) dan lunak (soft infrastructure) atau penerapan teknologi. "Sekarang ini kita hidup di era digital, kalau tidak mau tergilas harus disesuaikan dengan kondisi saat ini," katanya.
Dengan mengoptimalkan pengembangan teknologi, menurut dia, proses operasi bandara cari lebih efisien, dalam hal ini, yaitu memanfaatkan telepon genggam. Awaluddin menyebutkan hampir 100 persen penumpang datang ke bandara membawa telepon genggam dan 90 persennya merupakan telepon pintar.
"Ini yang menjadi kekuatan yang akan menjadi porotfolio bisnis kita untuk berinteraksi langsung di bandara dengan aplikasi Indonesia Airports," katanya.
Artinya, dia menjelaskan, penumpang tidak perlu ke bandara untuk mengetahui segala informasi tentang penerbangan, semua bisa diakses di telepon pintar. Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga akan mengembangkan pembayaran nontunai di semua bandara AP II.
"Kita punya lebih dari 1.000 outlet di 13 bandara, kenapa kita tidak menyediakan 'platform' yang juga gerakan pemerintah untuk 'cashles' (nontunai)," katanya.
Upaya tersebut, kata Awaluddin, untuk mendukung target pergerakan 100 juta penumpang pada tahun ini. "Tahun ini pijakannya, tahun depan kita 'take off', sekarang kita siapkan 'platform big data'," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Ituk Herarindri juga mengatakan pihaknya akan mengembangkan bisnis melalui anak perusahaannya, salah satunya hotel di bandara. "Hotel kita kembangkan melalui lewat anak usaha kita PT Angkasa Pura Property, baik di dalam bandara maupun di lingkungan sekitar bandara dari bintang 3 hingga bintang 4," katanya.