EKBIS.CO, BOGOR -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi serta tantangan kepada 3 profesor riset baru yang dikukuhkan hari ini Senin (14/8) di Auditorium Sadikin Cimanggu Bogor.
Profesor Riset yang dikukuhkan hari ini, Didik Harnowo, MS, dengan Topik Orasi 'Inovasi Teknologi Benih Kedelai untuk Memacu Pengembangan Industri Hilir Perbenihan', Dedi Nursyamsi dengan Topik 'Inovasi Pemupukan berbasis Keseimbangan Hara Terintegrasi untuk Mendukung Swasembada Pangan Nasional'.
Ketiga, I Nyoman Widiarta dengan topik 'Refomulasi Paket Pengendalian Penyakit Tungro Terpadu pada Tanaman Padi dalam Era Revolusi Hijau Lestari'. Mentan menyampaikan salut dan apresiasi kepada 3 profesor riset yang terbaru serta kepada seluruh jajaran peneliti badan litbang kementan, yang dapat mencapai jenjang maksimal sebagai peneliti dalam berbagai keterbatasan yang kita miliki ujar mentan dalam sambutannya yang dibacakan kepala badan litbang kementerian pertanian.
Prof Riset ke 126, 127 dan 128 yang dimiliki badan litbang kementan, menyampaikan orasi pengukuhan hari ini dihadapan Ketua LIPI beserta seluruh anggota majelis dan evaluator.
Mentan berharap agar ketiga profesor riset terus mewartakan kinerja dan capaian yang sudah dilakukan. Selama ini menurut dia banyak masyarakat kurang memahami capaian peneliti karena kurangnya publikas. Dia meminta para profesor riset manfaatkan semua media untuk publikasi.
"Saya berharap saudara yang hari ini dikukuhkan dapat menjadi pembina dan motivator bagi peneliti muda kita untuk capaian inovasi baru teknologi di lingkungan kementerian pertanian," kata Amran.
Kepada ketiga profesor riset yang baru dikukuhkan, Amran memberikan penugasan sekaligus sebagai tantangan hasil penelitian yang di orasikan hari ini.
"Kepada Prof. Didik Harnowo dan Tim, saya sampaikan penghargaan sekaligus tantangan untuk memetakan upaya pengembangan industri hilir perbenihan kedelai, yang dapat menjamin ketersediaan dan keberlanjutan benih kedelai bermutu ditingkat petani, sekaligus membangun kelembagaannya yang dapat menjaga upaya stablitas produksi di tingkat petani dan kedepan apa yang saudara hasilkan menjadi acuan ditjen tanaman pangan untuk upaya swasembada kedelai," kata Amran
Kepada Profesor Riset Dedi Nursyamsi, Amran memberikan tantangan untuk mengawal penerapan teknologi yang sudah dihasilkan dalam paket Jarwo Super pada skala luas dan dapat memacu peningkatan produksi minimal 50 persen dari teknologi eksisting pada 75 persen luasan areal uji coba, serta merancang pengembangan atau replikasi di berbagai agro ekosistem sebagai basis pengembangan massal pada sentra produksi padi.
Kepada Prof Riset I Nyoman Widiarta, Amran memberikan tantangan untuk mengawal penerapan P2T2RL skala luas, pada areal yang akhir-akhir ini mengalami wabah seperti penyakit kerdil, rumput/kerdil hampa yang ditularkan wereng coklat. "Selain itu saya minta juga menyusun road map bagi penerapan P2T2RL dalam pengembangan Desa Mandiri Benih Padi, agar petani mampu memproduksi benih bermutu yang tahan virus," kata dia.