EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa indeks kebahagiaan orang di Indonesia pada 2017 mencapai 70,69 dari skala 0-100, yang menunjukkan bahwa orang di negeri ini cukup bahagia.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan bahwa penghitungan Indeks Kebahagiaan Indonesia tersebut berdasarkan hasil Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) dengan menggunakan cakupan dimensi kepuasan hidup, dimensi perasaan dan dimensi makna hidup.
"Mendekati 100 itu semakin bahagia, kita cukup bahagia," kata Suhariyanto, dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (15/8).
Kontribusi dimensi kepuasan hidup terhadap indeks kebahagiaan Indonesia sebesar 34,80 persen, perasaan 31,18 persen dan makna hidup sebesar 34,02 persen. Pelaksanaan SPTK 2017 mencakup 72.317 rumah tanggal sampel yang tersebar di 34 provinsi, 487 kabupaten kota di Indonesia.
Indikator penyusun indeks kebahagiaan Indonesia 2017 yang tertinggi adalah keharmonisan keluarga mencapai 80,05, yang merupakan subdimensi kepuasan hidup sosial. Sementara yang terendah adalah indikator pendidikan dan keterampilan sebesar 59,90 dan merupakan subdimensi kepuasan hidup personal. Masih terdapat beberapa indikator lain yang memiliki indeks di bawah 70, yaitu pekerjaan, usaha, kegiatan utama, pendapatan rumah tangga, kondisi rumah dan fasilitas rumah, perasaan tidak khawatir, perasaan tidak tertekan serta pengembangan diri.
Jika dilihat dari jenis kelamin, maka indeks kebahagiaan penduduk laki-laki sebesar 71,12 yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perempuan yang sebesar 70,30. Sementara dari status perkawinan, indeks kebahagiaan penduduk yang belum menikah cenderung lebih tinggi yakni 71,53, diikuti penduduk menikah 71,09, cerai hidup 67,83, dan cerai mati 68,37. Indeks kebahagiaan penduduk cenderung mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya umur.
Pada kategori provinsi, terdapat 24 provinsi dari 34 provinsi yang memiliki nilai indeks di atas angka nasional. Tiga provinsi dengan nilai indeks tertinggi adalah Maluku Utara 75,68, diikuti Maluku 73,77 dan Sulawesi Utara 73,69. Sementara yang terendah adalah Papua 67,52, Sumatera Utara 68,41 dan Nusa Tenggara Timur 68,98.