EKBIS.CO, SUMENEP -- Manajemen PT Garam (Persero) merevisi target produksi garam yang semula ditetapkan sebanyak 350 ribu ton menjadi 225 ribu ton akibat terjadinya anomali cuaca pada kemarau tahun ini.
"Publik pun sudah paham jika kemarau tahun ini berjalan tidak normal atau masih sering terjadi hujan dan selanjutnya produksi garam mengalami kendala," kata Direktur Produksi PT Garam, Budi Sasongko di Sumenep, Jawa Timur, Jumat (18/8).
Sebelumnya, manajemen PT Garam menargetkan produksi garam pada tahun ini sebanyak 350 ribu ton dari sekitar 5.600 hektare lahan pegaraman yang dimilikinya. Lahan pegaraman yang dimiliki PT Garam berada di dua provinsi, yakni 5.200 hektare di Jawa Timur (Sumenep, Pamekasan, dan Sampang) dan 400 hektare di Nusa Tenggara Timur (Kupang).
Kondisi cuaca yang tidak normal pada kemarau tahun ini membuat produksi garam oleh PT Garam maupun petani garam rakyat tidak maksimal. "Semoga saja kondisi cuaca pada saat ini hingga dasarian II atau sekitar pekan ketiga Desember 2017, normal, dan selanjutnya produksi garam bisa maksimal," ujarnya.
Budi juga mengemukakan, target produksi garam tahun ini yang direvisi menjadi 225 ribu ton itu dengan catatan kondisi cuaca hingga dasarian II Desember 2017 berjalan normal. "Kalau anomali cuaca masih berlanjut tentunya sulit bagi kami untuk memproduksi garam secara maksimal. Saat ini saja di kawasan Sumenep dan sekitarnya mendung lagi," katanya, menerangkan.
Untuk sementara, produksi garam yang dihasilkan dari lahan pegaraman di Jawa Timur masih sekitar 13 ribu dan NTT sekitar 1.500 ton.