Rabu 23 Aug 2017 23:39 WIB

Pertamina EP 'Bebaskan' 900 Warga Karawang yang Tuna Aksara

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Kegiatan belajar mengajar di PKBM Assolahiyah yang berlokasi di Kampung Cilempung.
Foto: republika/ita nina winarsih
Kegiatan belajar mengajar di PKBM Assolahiyah yang berlokasi di Kampung Cilempung.

EKBIS.CO, KARAWANG -- Sebanyak 900 warga Desa Pasir Jaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, tercatat sebagai tuna aksara. Akan tetapi, sejak empat tahun terakhir warga yang tuna aksara tersebut telah bisa membaca dan menulis. Keberhasilan tersebut, karena kerja keras pengurus pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) yang dibantu oleh pemerintah dan PT Pertamina EP.

Retno Hastuti, Subang Legal and Relations Ast Manager PT Pertamina EP, mengatakan, sejak 2013 lalu perusahaannya berupaya membantu masyarakat di wilayah kerja Pertamina. Salah satu sasarannya yaitu PKBM Assolahiyah yang berlokasi di Kampung Cilempung. PKBM ini, awalnya sangat memrihatinkan. Gedung untuk belajarnya saja harus numpang di gedung pemerintahan.

"Kami melihat keuletan dan keseriusan pengurus PKBM ini. Makanya, kami berupaya mendukung supaya kegiatan pendidikan ini bisa lebih maju lagi," ujar Retno, kepada Republika.co.id, Rabu (23/8).

Adapun bantuan yang diberikan Pertamina EP, yaitu material untuk membangun sarana dan prasarana. Lalu, memberikan pelatihan terhadap tenaga pendidiknya. Termasuk, menggandeng tenaga pendamping, untuk mengawasi para tuna aksara yang kini menjadi pelaku usaha kecil dan menengah.

Tenaga pendamping ini, merupakan kepanjangan tangan Pertamina dalam memberikan bimbingan dan konseling mengenai kewirausahaan. Setiap hari, tenaga pendamping laporan terkait dengan evaluasi para warga tuna aksara tersebut.

"Alhamdulillah, 900 tuna aksara kini sudah bisa membaca dan menulis. Mereka juga telah berhasil menghasilkan produk yang punya nilai ekonomis," ujar Retno.

Sementara itu, Direktur PKBM Assolahiyah, Heru Saleh, mengatakan, PKBM yang dipimpinnya telah melebarkan sayap. Tak hanya fokus pada kegiatan pemberantasan tuna aksara saja. Serta, merangkul anak-anak yang putus sekolah. Melainkan, sekarang mulai membuka unit usaha. Sehingga, warga yang jadi binaan PKBM, saat ini telah punya penghasilan.

"Kita punya sejumlah unit usaha, mayoritas memroduksi makanan ringan khas Cilamaya. Omzetnya, per bulan bisa mencapai Rp 45 juta," ujarnya.

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement