Kamis 24 Aug 2017 17:33 WIB

Bangunkan Lahan Tidur, Pemuda Ini Raih Penghargaan Kementan

Red: Qommarria Rostanti
Rikval Fachruri (kiri) bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kanan).
Foto: Dok Humas Kementan
Rikval Fachruri (kiri) bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kanan).

EKBIS.CO, SERPONG -- Kementerian Pertanian meluncurkan Inovasi Teknologi Mekanisasi Modern Hortikultura dan Pemberian Agro Inovator Award 2017 di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Serpong, hari ini.  Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, hadir dalam kegiatan tersebut.

Khusus anugerah untuk pemuda, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan menganugerahkan Agro Inovasi Balingbangtan 2017 salah satunya kepada Rikval Fachruri, seorang pemuda asal Banua (Kalimanatan selatan). Rikval meraih anugerah ini karena berhasil membalikkan keadaan yakni mengoptimalkan dan membangunkan lahan tidur yang selama ini belum tergarap dan dieksplorasi sehingga menghasilkan minerba khususnya tambang batu bara. Lahan tidur tersebut kini sudah ditanami jagung yang keuntungan jauh lebih besar dibandingkan batu bara.

Sejak Februari 2017 hingga saat ini, sudah 3.000 hektare lahan tidur yang ditanami jagung dari total 30 ribu hektare pada 2017. "Kami optimistis bisa realisisan target ini karena dukungan dari pemerintah daerah dan para petani maupun generasi muda lainnya turut berpartisipasi," kata Rikval dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (24/8).

Menurut Koordinator Wilayah Program Gerakan Pemuda Tani Indoneisa Kalimantan Selatan (Korwil Gempita Kalsel) ini, pemanfaatan lahan tidur untuk ditanami komoditas pertanian khususnya jagung lebih menguntungkan dibandingkan minerba. Keuntungan usaha tani jagung lebih tinggi lima hingga enam kali dibandingkan tambang. "Faktanya, keuntungan (tambang) hanya Rp 400 sampai 600 ribu per ton dengan modal yang besar, tapi kalo dengan jagung hasilnya besar Rp 3 juta ton. Pasar jagung pun aksesnya sudah tersedia dan rantai pasoknya tidak panjang sehingga petani jagung mendapatkan harga jual yang tinggi dan keuntungan juga jelas lebih tinggi," jelas Rikval.

Rikval mengatakan bahwa penganugerahan tersebut hakikatnya merupakan penghargaan kepada seluruh insan pertanian Kalimantan selatan, kawan-kawan pemuda pemerhati pertanian, dan generasi muda desa yang masih eksis dan bangga menjadi petani. Dia pun berterimakasih kepada Gubernur kalsel, Danrem 101 Antasari, Kadis TPH Kalsel, kepala daerah se-Kalsel, dan seluruh pemangku kepentingan yang memberikan perhatian khusus dan ruang berkreasi kepada pemuda untuk bergerak membangun daerah. "Apa yang kami lakukan sangat sejalan dengan visinya gubernur, yaitu gerak dan revolusi hijau. Ini yang menjadi semangat kami bergerak bersama," ujarnya.

Amran mengatakan kemajuan teknologi mekanisasi pertanian saat ini berkat kerja keras para peneliti. Dulu jumlah peneiliti 1.128 orang, diberikan tugas untuk tidak membiarkan impor alsintan masuk. Hasilnya, kini Indonesia dapat memproduksi sendiri traktor roda empat dan alat panen.

Dia mengatakan dua tahun lalu, peneliti pasrah seakan tidak ada masa depan dan harapan. Padahal peneliti sudah menghasilkan teknologi yang luar biasa tapi kurang dapatkan perhatian yang selayaknya. "Karena itu, kami surati Menteri Keuangan, beri mereka royalti. Hasilnya mereka dapat Rp 3,5 miliar. Usahakan royalti naik Rp 100 miliar, Rp 200 miliar, kalau perlu Rp 1 triliun. Begitu caranya majukan pertanian, harus dengan mimpi besar," ujarnya.

Amran menyebut, kemajuan mekanisasi telah mendorong pemuda untuk terjun ke sawah menjadi petani. Pemuda memiliki kemampuan untuk berinovasi atau terobosan baru sehingga dapat mengoptimalkan dan membangunkan lahan tidur dan pasang surut. "Kalau dulu para pemuda tidak mau ke sawah, tapi sekarang banyak yang menjadi petani, sambil bawa traktor bisa menelepon. Karena itu, jika pemuda bergerak, kita optimis wujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia dan merealisasikan nawa cita yakni membangun negara dari penggirin," kata Amran.

Teknologi dan inovasi yang diluncurkan sebanyak 24 alat mesin pertanian yang merupakan hasil rekayasa Badan Litbang Pertanian. Yaitu, mesin otomatisasi perbenihan modern, penghancur tanah, pencampur tanah, penabur tanah, penggulud, pemasang mulsa, alat tanam, smart green house, alat panen, sterilisasi ozon, ruang penyimpan, pengemas benih dan pompa hybrid. Kemudian, penghargaan diberikan kepada masyarakat petani yang berkontribusi dengan berbagai inovasi untuk mengembangkan dan memajukan pertanian di Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement