EKBIS.CO, SIDOARJO -- Bulog Divisi Regional Jawa Timur meluncurkan Gerakan Stabilisasi Pangan menjelang Hari Raya Idul Adha 1438 H di 202 titik se-Jatim. Gerakan tersebut ditandai dengan pemberangkatan lima truk bermuatan bahan pangan dari Kantor Subdivre Surabaya Utara di Bubutan Kabupaten Sidoarjo, Jumat (25/8).
Kepala Bulog Divre Jatim Usep Karyana mengatakan, kelima truk tersebut diberangkatkan menuju lima pasar di Surabaya yakni pasar Bandul, pasar Tambaksari, pasar Wonokromo, pasar Pucang dan pasar Genteng. Gerakan Stabilisasi Pangan tersebut dilakukan secara serentak di 202 titik se-Jatim. Selain pasar, GSP juga dilakukan di gerai Rumah Pangan Kita (RPK), koperasi, maupun toko kelontong yang sudah bekerja sama.
Ia menyebut, terdapat empat komoditas utama yang disediakan Bulog dalam GSP tersebut, yakni beras, gula, minyak goreng dan bawang putih. Komoditas tersebut dijual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET), misalnya beras Rp 9.850 per kg, gula Rp 12.500 per kg, dan minyak goreng Rp 11 ribu per liter.
"Sementara ini komoditas strategis belum ada kenaikan harga. Untuk komoditas pangan berdasarkan data BPS justru mengalami deflasi. Jadi belum ada gejolak. Tapi jangan sampai harga sudah naik kami baru turun," ujarnya kepada wartawan di acara tersebut.
Usep menyatakan stok bahan pokok di gudang Bulog sangat aman. Per 25 Agustus 2017 ini, stok beras tercatat 385 ribu ton atau bisa mencukupi kebutuhan 10 bulan. Sedangkan stok gula sebanyak 88 ribu ton, stok minyak goreng 380 ribu ton, dan bawang putih 130 ribu ton.
"Stok kami sangat aman. Karena stok yang dikuasai Bulog sampai saat ini beras kami punya ketahanan sampai 10 bulan. Untuk GSP kami sudah siap kapan saja. Ini kebetulan menjelang Idul Adha dan nantinya juga hari-hari keagamaan lain," ujarnya.
Direktur Kriminal Khusus Polda Jatim, Kombes Pol Widodo, yang memimpin Satgas Pangan Jatim menambahkan, gerakan stabilisasi harga menjelang Idul Adha tersebut akan berdampak positif terhadap situasi pangan di Jatim. Sebab, biasanya menjelang Idul Adha permintaan pangan lebih tinggi. Menurutnya, situasi harga pangan di Jatim masih terkendali. Belum ada gejolak harga atau bahkan kartel.
"Terkait pengawasan pangan setiap hari kami ada petugas dari Satgas Pangan yang mengecek stok pangan dan harga pangan. Kemudian melakukan pengecekan ke pasar-pasar itu sudah ada timnya. Kami buat laporan setiap hari ke Mabes Polri kemudian dievaluasi untuk menentukan langkah selanjutnya," kata Kombes Pol Widodo.
Satgas Pangan tersebut memantau 11 bahan pokok. Jumlah personelnya mencapai 200 orang dari gabungan beberapa instansi. Dia menekankan, dalam mengawal pangan, Satgas Pangan tidak pengedepankan upaya represif atau penindakan tapi preventif. Penindakan menjadi langkah terakhir ketika langkah awal secara persuasif sudah dilakukan.