EKBIS.CO, DENPASAR -- Sebanyak 250 siswa SMA dan SMK dari 14 sekolah di seluruh Bali mengikuti Olimpiade Halal 2017 di Denpasar. Olimpiade tingkat provinsi ini digelar selama tiga hari yakni 22, 24, dan 26 Agustus 2017.
"Ini suatu kebanggaan bagi Bali yang tahun lalu menjadi juara satu dan juara umum tingkat nasional," kata Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) Provinsi Bali, Aji Pamungkas kepada Republika.co.id, Sabtu (26/8).
Aji mengatakan Bali yang merupakan daerah mayoritas Hindu bisa tetap menjawarai Olimpiade Halal Nasional pada 2014 dan 2016. Tiga orang siswa finalis terbaik akan mewakili Pulau Dewata ke Jakarta.
Salah satu peserta asal SMA Tawakal Kota Denpasar, Zesa Maulana Inzaghi (17 tahun), mengikuti olimpiade ini untuk tahun kedua. Meski tahun lalu belum keluar sebagai finalis, Zesa mencoba peruntungannya kembali tahun ini. "Harapannya bisa tembus ke Jakarta dan mewakili Bali," kata dia.
Siswa kelas 12 ini menerapkan gaya hidup halal dalam kesehariannya. Zesa menilai sertifikasi halal pada produk-produk, khususnya makanan sangat penting atas dasar kesehatan dan agama.
Ujian Olimpiade Halal 2017 di Bali diselenggarakan secara daring dan mengangkat tema 'Mencetak Generasi Muda Loyal Produk Halal.' Peserta bisa mengikutinya langsung di sekolah, rumah, atau tempat masing-masing melalui ponsel, tablet, dan komputer. Bali telah mengikuti olimpiade ini keempat kalinya.
Pendaftaran peserta dilakukan sejak 1 Mei 2017 selama sepekan. Babak penyisihan digelar 25 Juli hingga 2 September 2017 sesuai gelombang yang ditentukan. Jumlah pesertanya meningkat dari tahun ke tahun, mulai dari 2.964 peserta pada 2014, 3.937 peserta pada 2015, 7.767 peserta pada 2016, dan diperkirakan 10 ribu peserta tahun ini.
Pemenang diumumkan Oktober 2017. Para juara setiap provinsi akan difasilitasi ke Jakarta untuk mengikuti wisata halal dan penyerahan hadiah di Gedung Smesco pada 16 November 2017.