EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank BRI memperkirakan akan ada penurunan suku bunga kredit dalam waktu satu hingga dua bulan ke depan. Hal ini sejalan dengan arahan Bank Indonesia yang telah menurunkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR Rate) menjadi 4,5 persen.
Direktur Kelembagaan BRI, Sis Apik Wijayanto menjelaskan, penurunan suku bunga acuan tersebut akan mempengaruhi perhitungan biaya dana (cost of fund). Saat ini biaya dana yang dihitung masih menggunakan nilai suku bunga acuan sebelumnya sebesar 4,75 persen.
"Biaya dana sekarang ini masih biaya dana 1-2 bulan lalu. Jadi efek dari penurunan BI 7DRR Rate dua bulan," ujar Sis Apik di Jakarta, Selasa (5/9) lalu.
Menurut Sis, Bank BRI akan segera mengikuti arahan bank sentral untuk segera menurunkan suku bunga kredit. Adapun segmen yang nantinya akan dipangkas bunganya yakni segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan core business BRI.
"Rencananya (diturunkan) 0,25 persen. BRI kan banyak di sektor UMKM dan kami ngejar fee based income. Target fee based income kami Rp 12,5 triliun, dari Rp 9,2 triliun pada akhir tahun lalu," kata Sis Apik.
Sebelumnya Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate dari 4,75 persen menjadi 4,5 persen pada Agustus 2017. Kebijakan penurunan suku bunga acuan ini dilakukan agar perbankan menurunkan suku bunga kredit dan mendorong peningkatan daya beli masyarakat.
Meski suku bunga acuan BI sudah diturunkan sebanyak 175 basis points sejak pertengahan tahun lalu, namun respon perbankan untuk menurunkan suku bunga kreditnya masih lambat. Di mana berdasarkan data BI per Juli 2017 suku bunga kredit secara rata-rata industri tercatat sebesar 11,73 persen.