EKBIS.CO, JAKARTA -- Hingga Agustus 2017 penyaluran pembiayaan baru Adira Finance meningkat 8,00 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau sebesar Rp 21,2 triliun. Adapun hingga Semester I 2017, pembiayaan baru tumbuh 5,00 persen yoy atau sebesar Rp 15,7 triliun.
Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli menjelaskan, pembiayaan sepeda motor masih menjadi kontributor utama pembiayaan baru yakni sebesar 56 persen, sementara itu pembiayaan mobil memberikan kontribusi sebesar 41 persen, dan sisanya barang-barang rumah tangga (durables).
"Hingga Semester I, penyaluran pembiayaan baru kami tercatat sejumlah Rp 15,7 triliun, tumbuh 5 persen yoy. Untuk Agustus 2017 tumbuh 8 persen atau sebesar Rp 21,2 triliun," ujar Hafid kepada media di Jakarta, Kamis (7/9).
Adapun per Agustus 2017, pembiayaan motor baru hanya naik 2 persen menjadi Rp 7,6 triliun. Sementara itu penjualan mobil baru secara wholesales lebih baik. Pada Adira Finance, pembiayaan mobil baru tumbuh 9 persen yoy atau sebesar Rp 4,9 triliun.
Untuk kendaraan bekas, pembiayaan motor bekas masih mengalami pertumbuhan yang baik dimana tumbuh 20 persen arau sebesar Rp 4,4 triliun, sedangkan mobil bekas tumbuh 6,00 persen atau sebesar Rp 3,8 triliun. Adapun pembiayaan barang-barang rumah tangga tumbuh 22 persen menjadi Rp 500 miliar.
Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila menambahkan, situasi ekonomi saat ini masih belum memungkinkan untuk tumbuh lebih ekspansif. Hal ini berdampak pada penjualan sepeda motor nasional yang mengalami kontraksi sebesar 9,00 persen menjadi 2,7 juta unit dari 3,00 juta unit pada Semester I 2017.
Sedangkan penjualan mobil nasional tercatat tumbuh 0,3 persen menjadi 534 ribu unit dari 532 ribu unit. Kondisi ini diperkirakan masih terus berlanjut hingga akhir tahun ini.
"Kami akan terus tumbuh tapi diimbangi dengan kelola kualitas pembiayaan. Semester I NPL kami 1,9 persen, sama dibandingkan tahun lalu. Harus tetap kami perhatikan kualitasnya," ujar Made.
Lebih lanjut Made menjelaskan, laba bersih perusahaan hingga Semester I 2017 adalah sebesar Rp 681 miliar, tumbuh 15 persen yoy dari sebelumnya yang sebesar Rp 593 miliar. Kenaikan laba bersih ini didorong oleh peningkatan pendapatan karena pertumbuhan pada penyaluran pembiayaan baru. Selain itu beban bunga dan keuangan (cost of funds) mengalami penurunan akibat turunnya suku bunga pasar dan upaya perusahaan mengoptimalkan sumber-sumber pendanaan.
Lebih lanjut secara pangsa pasar, jumlah unit motor baru dan mobil baru yang dibiayai perusahaan terhadap penjualan industri domestik masing-masing sebesar 11,6 persen dan 4,2 persen.