EKBIS.CO, JAKARTA -- Pendirian 65 cluster pangan berbaai koperaai di seluruh Indonesia akan dipercepat seiring dengan arahan Presiden Jokowi agar produksi pangan nasional khususnya beras meningkat. Hal tersebut diungkapkan Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga dalam acara Temu Konsultasi Peningkatan Peran Koperasi untuk Ketahanan Pangan Nasional, Kamis (7/9) malam yang dihadiri sejumlah pengurus koperasi dan kepala dinas.
Melalui siaran resmi, ia mengatakan, sebelumnya Kemenkop UKM ingin membuat pilot project lima cluster pangan terlebih dulu yang tersebar di Banyumas, Sukabumi, Purwokerto, Demak dan Lampung. Namun Presiden memberi arahan agat tidak perlu menunggu pilot project di lima cluster tersebut.
"Arahannya lngsung mengimplementasikan serentak untuk 65 cluster pangan," ujarnya.
Pada kesempatan itu, para pengurus koperasi dan kepala dinas menandatangani pernyataan bersama mendukung percepatan realisasi 65 cluster pangan yang diharapkan dapat terealisasi dalam kurin waktu satu tahun.
Cluster pangan akan melibatkan lintas kementerian/lembaga lainnya, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Agraria, Kementerian Perdagangan dan Bulog. Pendirian cluster pangan juga diminta dituangkan dalam Peraturan Presiden.
Ia mengatakan, koperasi sendiri ditargetkan menjadi basis ketahanan pangan nasional. Untuk mewujudkannya, pengelolaan koperasi perlu direformasi melalui pengembangan ke arah korporatisasi. Sehingga pertanian tidak lagi hanya bicara soal teknis tapi juga bisnis.
Dengan konsep tersebut, cluster pangan yang didirikan adalah berbasis koperasi beranggotakan petani. Koperasi kemudian mendirikan Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) pangan berbentuk perseroan terbatas (PT) untuk menampung dan memasarkan produk petani. Masing-masing cluster memiliki skala ekonomi seluas lima ribu hektare lahan. Dengan konsep cluster pangan, pertanian dari hulu hingga hilir akan dikelola dalam satu sistem sehingga tidak memberi celah masuknya tengkulak pangan.
"BUMR akan melakukan kegiatan bisnis, mulai dari pengadaan pupuk, benih hingga membeli dan memasarkan produksi petani. Petani yang merupakan anggota koperasi juga akan mendapat ongkos kerja dan pendampingan dari para ahli," ujar Puspayoga.
Cluster pangan tentunya membutuhkan pembiayaan yanh tidak sedikit, sebab akan ada ongkos kerja yang akan dipinjamkan kepada petani. "Pembiayaan ini, akan segera dicarikan solusinya," tegas Puspayoga.
Konsep cluster pangan yang akan difasilitasi oleh pemerintah ini menduplikasi BUMR Pangan di Sukabumi, Jawa Barat yang sudah terlebih dahulu berhasil. Luwarso, pendiri BUMR Pangan mengatakan, melalui konsep ini koperasi menjadi sumber ketahanan pangan, menjamin stok pangan nasional dan kesejahteraan petani.
BUMR Pangan didirikan oleh Koperasi Ar Rohmah yang juga diketuai Luwarso. Menurutnya, ide membangun BUMR Pangan ini adalaj untuk menjamin kualitas produksi dan pemasaran produksi petani yang merupakan anggota Koperasi Ar Rahman.
Dengan adaya BUMR Pangan, para anggota bosa membangun Rice Mill dan berdampak pada jaminan harga jual gabah petani. "Saat ini kami membeli BUMR pangan membeli gabah dari petani Rp 4.000 per kg, diatas HET pemerintah," kata Luwarso.
Produksi BUMR Pangan Sukabumi saat ini mencapai 1,5 ton per jam dengan luas lahan pertanian seribu hektare. Menurut Luwarso, cluster pangan nantinya tidak hanya memproduksi beras tapi tujuh komoditas utama pertanian lainnya yaitu jagung, kedelai, bawang merah, tebu, komoditas hortikulutura dan peternakan.