EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menyatakan tahun ini tidak ada masa paceklik. Mentan menyatakan tahun ini tidak ada masa paceklik karena jauh hari Kementerian Pertanian sudah mengantisipasinya dengan melakukan berbagai upaya melalui program jangka panjang dan jangka pendek.
"Insya Allah, tidak ada paceklik," kata Menteri Amran usai melantik lima pejabat eselon II di lingkup Kementerian Pertanian.
Untuk jangka pendek dengan membuat sumur pantek dan pompanisasi air sungai di wilayah potensial, penyediaan benih unggul tahan kekeringan, pongaturan pola tanam, minimalisir risiko kekeringan, penyediaan asuransi usaha tani dan menggenjot pertanaman di lahan rawa, lebak, pasang surut. Sedangkan jangka panjang melalui program perbaikan irigasi, bantuan alsintan, pembangunan embung, pengembangan tata air mikro di lahan rawa dan pasang-surut, dan bantuan benih tahan kekeringan untuk mengantisipasi potensi kekeringan dan menghindari penurunan hasil produksi petani.
Untuk menjamin ketersediaan air irigasi, Kementan bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terkait pembangunan bendungan, DAM, jaringan irigasi primer dan sekunder serta melakukan normalisasi sungai, serta pembangunan irigasi tersier tiga juta hektar.
Sedangkan untuk penyediaan air irigasi secara berkelanjutan Kementan juga turut bekerjasama dengan Kementerian Desa dan PDT dalam pembangunan embung di seluruh Indonesia. Di tahun 2017 pemerintah menargetkan akan membangun minimal 11 ribu embung dari total 30 ribu embung dengan jangkauan 1,5 juta hektare hingga dua juta hektare, bahkan untuk mendukung ketersediaan air pada lahan pertanian, Amran telah menyiapkan puluhan ribu pompa air untuk pengairan sawah seluruh Indonesia.
Mentan menambahkan memasuki masa tanam yang tinggal dua pekan lagi ini harus dikawal dan jaga ketat agar berjalan dengan baik. "Masa kritis itu Juni sampai Desember dan ini harus diamankan", kata Mentan melalui siaran persnya.
Sampai saat ini walau ada beberapa wilayah mengalami kekeringan, stok beras juga dinyatakan aman. Amran sudah minta agar BPTP mengawal serangan hama dan tidak lengah karena tiga bulan ini sangat genting.
Ke depan petani menurutnya akan semakin maju, pola pertanian lebih modern, petani tidak menjual gabahnya lagi tapi nantinya jadi beras. Polanya saham petani 49 persen, benih dibuat sendiri dan ini diasuransikan sendiri dan BUMN sebagai pembina 51 persen.
Petani semua akan gunakan alsin sehingga yang tadinya biaya dua juta bisa jadi satu juta, ada penghematan pengeluaran. Semua bisa akses bank karena yang ambil berupa korporasi, sekelompok petani dikorporasikan atau kelompok tani besar.
Menurut data Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan, Kementan tercatat luas kekeringan pada pertanaman padi Musim Kemarau 2017 (periode April – Agustus) hanya 5.379 hektare. "Jumlah ini hanya 0,11 persen dari total keseluruhan areal tanam pada periode yang sama 4.869.051 hektare," kata Mentan.