EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai, bahwa hasil kerajinan yang dihasilkan para pengrajin lokal dari Indonesia sangat diminati masyarakat dalam dan luar negeri. Produk tersebut bahkan memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
Para pengrajin dari berbagai daerah di Indonesia mampu meramu keindahan dalam sebuah kerajinan tangan. Melalui kerajinan tersebut maka keindangan Indonesia bisa disajikan kepada para pembeli.
"Kerajinan ini menjadi sumber kenangan dari Indonesia," ujarnya dalam pembukaan Kriyanusa Deskranas, Rabu (27/9).
Menurut Jokowi, potensi produk kerjinan di Indonesi sangat besar. Dengan 714 suku dan budaya berbeda-beda, dan sumber bahan baku yang beragam bisa membuat kerajinan dari Indonesia semakin bervariasi. Ini yang menjadi keunggulan dari produk kerajinan Indonesia. Bahkan kekayaan ini kerap menjadi inspirasi kerajinan para pengrajin internasional.
Untuk menunjang potensi industri kerajinan, Jokowi meminta ada modernisasi. Perbaikan ini bisa terkait dengan ketersediaan bahan baku, pengolahan, pembuatan produk jadi, kemasan, hingga pemasaran.
"Dengan sistem ini maka potensi kerajinan bisa melompat. Semuanya harus dijalankan dalam satu paket," kata Jokowi.
Jokowi meminta agar para pengrajin, usaha kecil menengah (UKM) tidak jalan sendiri-sendiri. Harus ada kerjasama membangun kelompok besar pengrajin. Melalui konsolidasi tersebut maka industri kerajinan bisa mengglobal, itu penting sekali.
Melalui kelompok ini pula maka UKM dan pengrajin bisa diajak misalnya, untuk menyewa tempat kerja dalam berproduksi, pembuatan kerajinan jug bisa lebih efisien, murah, dibandingkan berjalan sendiri.
Jokowi menuturkan, sekarang telah dikenal istila Co-Sharing Office atau kantor bersama di sejumlah kota besar. Cara ini bisa diadopsi bagi pengrajin, sehingga beban sewa tempat produksi tidak terlalu tinggi, yang kemudian berpengaruh pada pendapatan pengrajin.
Untuk urusan pemasaran media sosial menjadi hal yang harus dimaksimalkan. Misalnya, dengan menyewa fotografer handal untuk menghasilkan foto mumpuni, yang kemudian bisa dipasang dalam berbagi media sosial.
"Jadi kita harus kreatif. Peluang-peluang itu lah yang harus diambil," katanya.