EKBIS.CO, ISTANBUL -- Pada Jumat-Senin (21-25/9) 2017, Istanbul menjadi tuan rumah pada gelaran konferensi bertajuk Youth Education and Entrepreneurship Summit (YEES!) 2017. KTT ini diselenggarakan oleh Komunitas mahasiswa bernama Youth Break the Boundaries dengan peserta konferensi dari berbagai negara dan lebih dari 30 universitas berbeda dari seluruh Indonesia.
Konferensi yang baru pertama kali diadakan ini berhasil mendatangkan nama-nama besar sebagai pembicara seperti Yavuz Fettahoğlu, Presiden dari GENC MUSIAD, asosiasi pebisnis terbesar dan terkemuka di Turki sebagai keynote speech pembuka. Kemudian Muhammad Assad (Entrepreneur muda Indonesia dan CEO Rayyan Capital), Ahmad Fuadi (Mega Bestseller Novelist), Murniati Mukhlisin (Wakil Rektor STEI Tazkia dan Penulis Sakinah Finance), Panji Aziz (CEO Isbanban dan Care Indonesia), Ibrahim Malik (YSEALI), dan Renna Zulhizal (I CAN Foundation).
Konferensi yang berlangsung selama empat hari ini juga menghadirkan program workshop yang menambah kekompakan dan kreativitas serta leadership antar peserta yang tergabung dalam delapan grup berbeda dengan jumlah hampir 100 peserta penuh. Presiden dari YEES!, Firdaus Guritno, menuturkan, bahwa kegiatan ini juga didukung oleh Bank Indonesia dan mitra organisasi dan media seperti Majalah Konstantinesia, the IDE Indonesia, Komunitas Istanbul & I dan GISBI.
“Dukungan semua pihak merupakan semangat dari konferensi pertama ini, dan kepuasan serta kebanggaan yang diberikan para peserta dan pembicara akan pentingnya konferensi ini, memacu kami untuk segera mengonsep konferensi lanjutan tahun depan,” kata Firdaus dalam keterangannya yang disampaikan kepada Republika.co.id, Rabu (27/9).
Dilain pihak, Meldi Latifah Saraswati selaku CEO dan Co-Founder komunitas Break the Boundaries juga menitikberatkan bahwa konferensi ini selaras dengan kebutuhan mahasiswa Indonesia dan visi-misi komunitas akan konferensi internasional dan ajang sharing ide, jalin relasi, dan kolaborasi dalam menganalisa permasalahan edukasi dan ekonomi di Indonesia.
“Mahasiswa Indonesia harus lebih berani break the boundaries, berani keluar dari zona nyaman dan menantang diri mereka untuk rajin berkolaborasi tidak hanya dengan mahasiswa Indonesia lainnya namun juga mahasiswa asing. Dan tentunya tidak hanya di negeri sendiri, tapi berani keluar untuk berkolaborasi dengan dunia internasional,” kata Meldi.
Konferensi ini sedianya akan diadakan kembali di tahun 2018 pada rentang waktu yang sama yaitu pertengahan September.