EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (28/9) bergerak melemah hingga 13.516 per dolar AS pada pukul 12.20 WIB. Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan rupiah terpantau terus melemah sejak dibuka dari posisi 13.430 per dolar AS pada pagi hari.
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), rupiah berada di posisi 13.464 per dolar AS.
Menurut Kepala Ekonom SIGC, Eric Sugandi, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS disebabkan oleh penguatan dolar AS karena kenaikan yield US Treasuries. Selain itu, menguatnya ekspektasi para pelaku pasar finansial mengenai kemungkinan naiknya suku bunga acuan Bank Sentral AS, Fed Funds Rate (FFR), menjelang rilis data pertumbuhan ekonomi AS, dan karena pada hari Rabu (27/9) kemarin Trump mendapat dukungan kuat dari Partai Republik untuk mereformasi sistem perpajakan.
"Pelemahan rupiah terjadi karena penguatan dolar AS terjadi terhadap banyak mata uang," ujar Eric Sugandi kepada Republika, Kamis (28/9).
Di sisi lain, dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) memotong BI 7 day repo rate minggu lalu, kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS dan ekspektasi kenaikan FFR dampaknya besar dalam menekan rupiah. Sebab, interest rate differential-nya membesar.
Sementara itu Eric menilai dalam beberapa hari mendatang tekanan terhadap rupiah akan berkurang apabila ada isu lain yang dilihat para pelaku pasar finansial global. Untuk sentimen positif dalam negeri, pelaku pasar menunggu data inflasi pada tanggal 2 Oktober mendatang.
Apalagi, kata Eric, jika datanya bagus atau inflasi terkendali kemungkinan mungkin bisa sedikit mengurangi tekanan terhadap rupiah. "Rupiah beberapa hari ke depan agak stabil, BI juga intervensi. Mungkin dalam beberapa hari ke depan bergerak di 13.400-13.500. Dengan kondisi sekarang mungkin rupiah akan di kisaran 13.300-13.400 di akhir tahun ini," tuturnya.
Sementara itu Analis Senior Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada menilai sepanjang hari ini rupiah masih akan bergerak melemah. "Rupiah masih dimungkinkan bergerak melemah seiring masih minimnya sentimen positif. Pelaku pasar pun masih cenderung masuk pada aset-aset safe heaven untuk keperluan portofolionya," tutur Reza.
Melihat hal ini, ia memperkirakan rupiah akan bergerak dengan kisaran pada kisaran support 13.465 dan resisten 13.359.