EKBIS.CO, JAKARTA -- Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia mencatat net kewajiban sebesar 350,2 miliar dolar AS atau 35,7 persen terhadap PDB. Pada akhir kuartal II 2017, naik 15,6 miliar dolar AS dari posisi net kewajiban pada akhir kuartal I 2017 yang sebesar 334,6 miliar dolar AS atau 34,9 persen terhadap PDB.
''Peningkatan net kewajiban PII Indonesia tersebut disebabkan oleh peningkatan Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang melampaui peningkatan Aset Finansial Luar Negeri (AFLN),'' Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman Zainal, dalam siaran persnya, Kamis (28/9).
Menurut dia, perkembangan tersebut sejalan dengan surplus transaksi modal dan finansial pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II 2017, yang didukung oleh kuatnya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia, seiring pencapaian investment grade.
Posisi AFLN Indonesia pada akhir kuartal II 2017 naik 2,7 persen (qtq) atau sebesar 8,4 miliar dolar AS menjadi 317,4 miliar dolar AS. Kenaikan tersebut didorong oleh meningkatnya posisi aset investasi lainnya, sebagian besar berupa penempatan simpanan di luar negeri, terkait antisipasi perbankan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas valas yang bersifat temporer dalam menghadapi libur panjang Lebaran.
''Selain itu, kenaikan posisi AFLN juga didukung oleh peningkatan posisi cadangan devisa serta aset investasi langsung dan investasi portofolio,'' jelas Agus.
Posisi KFLN Indonesia pada akhir kuartal II 2017 naik 3,7 persen (qtq) atau sebesar 24,1 miliar dolar AS menjadi 667,6 miliar dolar AS. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh besarnya aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi langsung, maupun investasi portofolio yang didukung oleh terjaganya pertumbuhan ekonomi domestik.
Selain itu juga dipengaruhi positifnya keyakinan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia seiring kenaikan (upgrade) peringkat kredit Indonesia oleh lembaga pemeringkat S&P. Peningkatan posisi KFLN juga dipengaruhi oleh kenaikan nilai instrumen investasi berdenominasi rupiah sejalan dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
''Bank Indonesia memandang perkembangan PII Indonesia pada kuartal II 2017 cukup sehat,'' sebut Agus.
Namun demikian, Bank Indonesia terus mewaspadai risiko net kewajiban PII terhadap perekonomian. Ke depan, Bank Indonesia berkeyakinan kinerja PII Indonesia dapat semakin baik didukung dengan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang ditempuh Bank Indonesia.