EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Adaro Energy Tbk telah mengumumkan kinerja keuangannya sepanjang semester pertama tahun ini. Hasilnya, perusahaan berkode saham ADRO ini mampu tumbuh ditopang oleh kenaikan harga batubara dan efisiensi biaya.
EBITDA operasional Adaro Energy (AE) naik 58 persen menjadi 626 juta dolar AS pada semester I 2017. Perseroan berada di posisi tepat untuk mencapai target EBITDA operasional yang ditetapkan pada Kisaran 900 juta dolar AS sampai 1.100 juta dolar AS.
Kemudian laba inti, yakni laba yang tidak termasuk komponen non operasional naik 76 persen year on year (yoy) menjadi 299 juta dolar AS. Hal itu membuat kinerja bisnis inti Adaro Energy cukup kuat.
"Di tengah ketidakpastian pasar batubara, kami tetap yakin dengan fundamental jangka panjang dari pasar ini, yang didukung oleh perkembangan di Asia," ujar Presiden Direktur & Chief Executive Office Adaro Energy Garibaldi Thohir kepada Republika, Ahad, (1/10).
Ia menambahkan, perusahaan terus fokus pada keunggulan operasional dan efisiensi biaya di ketiga pilar pertumbuhan Adaro Energy demi menyeimbangkan karakteristik batubara siklikal. Garibaldi pun menyatakan, posisi keuangan AE semakin kuat dan tetap bertahan di jalur tepat.
"Hal itu untuk menghasilkan laba fundamental solid dalam jangka waktu yang lebih panjang demi Adaro Energy yang lebih kokoh sekaligus berdaya saing," tuturnya.
Berdasarkan laporan keuangan pada semester I 2017, ADRO juga telah menghasilkan pendapatan sebesar 1,55 miliar dolar AS. Meningkat 31 persen dibanding tahun lalu sebesar 1,18 miliar dolar AS.
Selain itu, perseroan mencetak laba bersih 222,39 juta dolar AS. Angka itu melonjak 82 persen dibanding periode sama pada 2016 yakni 122,11 juta dolar AS.