Senin 02 Oct 2017 13:49 WIB

Indonesia Tekan Defisit dengan Australia Lewat IA-CEPA

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Australia dan Indonesia. Ilustrasi.
Foto: brecorder.com
Bendera Australia dan Indonesia. Ilustrasi.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Perundingan kerja sama Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) kembali digelar di Jakarta mulai 2-6 Oktober mendatang. Perundingan yang telah memasuki putaran ke-9 ini diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan kerja sama yang dapat mengurangi defisit perdagangan Indonesia.

Kepala negosiator yang memimpin delegasi Indonesia, Deddy Saleh, mengatakan dalam beberapa tahun terakhir neraca perdagangan Indonesia dengan Australia memang meningkat. Namun, Indonesia berada pada posisi defisit.

Berdasarkan data yang dimiliki Kementerian Perdagangan, pada periode Januari-Juni 2017, Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan Australia sebesar 1,67 miliar dolar AS. Angka ini melonjak hampir dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya ketika Indonesia hanya mengalami defisit senilai 854,98 juta dolar AS.

Kondisi tersebut sekaligus menempatkan Australia sebagai penyumbang defisit terbesar ketiga bagi Indonesia, setelah Cina dan Thailand.Untuk mengurangi defisit perdagangan, Deddy mengatakan pihaknya meminta Australia untuk menurunkan tarif bea masuk untuk produk tekstil, alas kaki dan otomotif Indonesia yang akan masuk ke pasar Australia.

Namun begitu, menurut Deddy, sekalipun tarif sudah diturunkan, ekspor produk-produk Indonesia ke Negeri Kangguru tersebut tidak bisa serta merta akan meningkat. Sebab, untuk dapat memasuki pasar global, ada standar kualitas yang harus dipenuhi.

Oleh karena itu, dalam perundingan IA-CEPA ini, kedua negara membahas bentuk dukungan lain yang dapat diberikan Australia agar ekspor Indonesia meningkat sehingga defisit dapat berkurang. "Mereka (Australia) sepakat bantu eksportir kita untuk meningkatkan kapasitasnya. Jadi caranya seperti itu, bukan mereka menurunkan standar, tapi meningkatkan kapasitas kita," ucap Deddy.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, perundingan IA-CEPA tinggal menyisakan dua putaran lagi. Ia berharap, kedua pihak dapat segera menyepakati perjanjian kerja sama paling lambat pada akhir tahun 2017, sesuai dengan target bersama.

"Kita berharap terjadi sebuah kesepakatan yang pada dasarnya win-win," ujar Mendag, usai secara resmi membuka perundingan IA-CEPA putaran ke-9 di Hotel JW Marriot, Jakarta, Senin (2/10).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement