EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk menyatakan sektor properti tidak lesu. Menurut BNI, tetap ada pertumbuhan meski cenderung melambat.
AVP Sales Company Group BNI Harry Kristianarko mengatakan secara umum sektor properti tumbuh meski pada segmen menengah ke atas memang terjadi perlambatan. "Tumbuhnya tidak besar karena mereka wait and see," kata Harry Kristianarko, beberapa waktu lalu.
Segmen Kredit Perumahan Rakyat (KPR), FLPP, dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), jelas dia, lebih banyak tumbuh. Untuk perumahan masyarakat menengah tumbuh 20-30 persen. Jadi, tegas Harry, salah kalau properti dibilang lesu.
KPR BNI pun, kata dia, telah tersalurkan sekitar Rp 37 triliun per September 2017. Dengan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang masih terjaga di Kisaran dua persen.
Kini jelang akhir 2017, BNI turut mendukung program price lock milik Sinar Mas Land. Dengan menawarkan suku bunga tujuh persen yang menurutnya sudah cukup kompetitif.
"Kami targetkan dari kerja sama ini bisa mendapat 25 persen dari total Sinar Mas Land secara keseluruhan," kata Harry.
Dirinya menambahkan, BNI pun akan melibatkan anak perusahaannya BNI Syariah dalam menangani program tersebut. Konsumen mempunyai pilihan ingin dilayani dengan bank syariah atau konvensional.