Rabu 11 Oct 2017 09:20 WIB

Kartu Uang Elektronik Bakal Digratiskan

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Elba Damhuri
Pegawai Bank Syariah Mandiri (BSM) memperlihatkan kartu transaksi nontunai, Mandiri Syariah e-Money saat peluncuran di Jakarta, Jumat (15/9).
Foto: Idealisa Masyrafina/Republika
Pegawai Bank Syariah Mandiri (BSM) memperlihatkan kartu transaksi nontunai, Mandiri Syariah e-Money saat peluncuran di Jakarta, Jumat (15/9).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) selaku regulator sistem pembayaran terus mendorong program elektronifikasi jalan tol. Pada 16-31 Oktober 2017, BI bekerja sama dengan perbankan dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) rencananya memberikan kartu uang elektronik secara gratis.

Direktur Elektronifikasi Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Pungky Wibowo mengatakan, pengguna jalan tol yang belum memiliki kartu uang elektronik akan mendapat satu keping kartu tanpa biaya saat hendak memasuki pintu tol. Saat ini, biaya pembelian kartu sekitar Rp 20 ribu-Rp 30 ribu.

"Ini khusus bagi yang belum punya. Kesadaran dan kejujuran masyarakat sangat diutamakan," kata Pungky di Jakarta, Selasa (10/10).

Dia menegaskan, yang digratiskan hanyalah biaya kartu uang elektroniknya. Saldo dalam uang elektronik tetap harus dibayar pengguna. Menurutnya, pembagian kartu ini merupakan program badan usaha jalan tol di bawah supervisi BPJT serta perbankan.

Pungky berharap, keringanan biaya ini dapat mendorong penggunaan alat bayar uang elektronik di jalan tol sebelum penerapan 100 persen elektronifikasi pembayaran tol pada 31 Oktober 2017.

Dia menjelaskan, alasan utama penerapan program elektronifikasi gerbang tol semata-mata untuk mengurangi kemacetan. "Sudah pasti atasi kemacetan. Bayangkan, di tol kita harus antre karena membayar tunai. Berapa habis ongkos ekonomi seperti BBM bagi masyarakat," katanya.

‎Kemudian, lanjut Pungky, sebanyak lima juta sampai enam juta kendaraan yang melaluju di pintu tol akan lebih dimudahkan karena tidak perlu menyiapkan uang tunai maupun uang receh. Ketika gerbang tol sudah terelektronifikasi, transaksi akan sangat efisien.

"Jadi, kembalian tidak akan susah. Mencari receh pun yang membuat tidak efisien menjadi efisien," kata Pungky.

Dia bahkan menyebut penerapan nontunai dapat mencegah kenaikan tarif tol secara drastis. Sebab, tarif tol bisa naik dengan kelipatan kecil tanpa harus membulatkannya. Misalnya tarif Rp 9.514 karena pakai nontunai, jadi bisa dilakukan. "Pengaruhnya bisa menjaga inflasi," jelas Pungky.

BI akan terus membuka kesempatan bank-bank lain untuk ikut serta dalam program elektronifikasi. Pada Desember 2017 akan ada tiga bank lagi yang menerbitkan kartu untuk pembayaran elektronik. Ketiga bank itu adalah Bank Mega, Bank Nobu, dan Bank DKI.

Bank Indonesia Kantor Perwakilan DKI Jakarta mencatat transaksi nontunai untuk jalan tol di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) mencapai lebih dari 82 persen per 9 Oktober 2017.

Kepala Kantor Perwakilan BI DKI Jakarta Doni P Joewono menjelaskan penetrasi transaksi nontunai di 13 ruas tol wilayah Jabodetabek tersebut mengalami perkembangan cukup pesat. "Pada Juni 2017 lalu penetrasinya baru mencapai 28 persen," kata Doni.

BI memperkirakan kebutuhan kartu uang elektronik untuk memenuhi target 100 persen elektronifikasi jalan tol mencapai tiga juta kartu. Per akhir September 2017, tercatat sudah terjual 1,5 juta kartu.

"Masih butuh sekitar satu koma lima juta kartu lagi, di Jabodetabek sendiri kebutuhannya masih sekitar delapan ratus ribu sampai satu juta," kata Doni.

(Tulisan ini dioleh oleh Satria Kartika Yudha).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement