EKBIS.CO, DENPASAR -- Kepala Kepolisian Daerah Bali, Irjen Pol Petrus Reinhard Golose menegaskan Provinsi Bali tetap menjadi tuan rumah pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia 2018. Hal ini berdasarkan hasil pertemuan delegasi Indonesia bersama delegasi terkait di Amerika Serikat 12 Oktober lalu.
Golose mengatakan rapat yang dihadiri Managing Director IMF, Christine Lagarde itu juga membahas tentang potensi bencana alam Gunung Agung di Pulau Dewata. Meski demikian, hal itu tak menyurutkan niat seluruh perwakilan untuk tetap menghelat acara besar tersebut di Bali.
"Bali sampai saat ini tetap menjadi tuan rumah pertemuan IMF-Bank Dunia. Ada 21 negara menunggu jika kita tak bisa menjadi peyelenggara. Kita bersyukur Bali masih dipercaya," kata Golose dijumpai di Denpasar, kamis (19/10).
Pertemuan IMF-Bank Dunia yang menelan anggaran hingga satu triliun rupiah ini akan digelar Oktober 2018. Bali tak hanya menyiapkan dari sisi pengamanan, rencana kontingensi, rencana evakuasi, namun juga persiapan infrastruktur, seperti pembangunan underpass Simpang Tugu Ngurah Rai yang sudah mulai dilaksanakan.
Golose mengatakan Februari 2018 akan dilaksanakan rapat panitia lanjutan di Bali. Acara ini juga dihadiri langsung Managing Director IMF dan jajarannya, serta panitia lokal diwakili Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan.
Pemerintah tetap menyiapkan rencana kontingensi untuk mengantisipasi kondisi terburuk dari Gunung Agung. Menteri Luhut juga sudah mengunjungi langsung wilayah Karangasem, lokasi zona merah Gunung Agung, serta menyampaikan situasi terakhir dalam rapat panitia yang digelar di Washington, 11-13 Oktober 2017.
Kondisi Gunung Agung sampai saat ini masih berstatus awas atau level empat. Sampai saat ini gunung suci umat Hindu Bali tersebut masih menunjukkan aktivitas kegempaan intensif, dan belum terjadi erupsi. Jumlah pengungsi yang masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) dengan radius 9-12 kilometer mencapai 136.332 orang yang tersebar di 396 titik.
Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Agung Wilayah Timur, Devy Kamil mengatakan aktivitas magma di kawah Gunung Agung masih kuat. Gempa terbanyak sempat terjadi pada Sabtu (14/10) akhir pekan lalu, mencapai 1.136 gempa per hari.
"Penggembungan (deformasi) perut Gunung Agung saat ini fluktuatif dan terus kami monitor," katanya.
Asap berbentuk uap air dan gas dari puncak Gunung Agung masih terjadi dengan ketinggian berkisar 300-500 meter. Kepulan tertinggi juga sempat terjadi Sabtu akhir pekan lalu mencapai 1.500 meter.
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement