EKBIS.CO, SUMENEP -- Manajemen PT Garam (Persero) menetapkan proyeksi produksi garam pada 2018 sebesar 400 ribu ton dari ribuan hektare lahan yang dikelolanya.
Direktur Utama PT Garam, Budi Sasongko, menjelaskan, pihaknya telah menetapkan rencana kerja PT Garam pada 2018, termasuk di dalamnya proyeksi produksi garam. "Proyeksi produksi 2018 sebesar 400 ribu ton itu dengan catatan kondisi cuaca normal (tidak terjadi anomali cuaca)," ujarnya di Sumenep, Jawa Timur, Senin (23/10).
Dalam penetapan proyeksi produksi garam tersebut terdapat tiga skenario kondisi cuaca, yakni normal, setengah normal, dan tidak normal. Proyeksi produksi garam sebesar 400 ribu ton itu dalam kondisi cuaca normal atau tidak ada hujan selama masa kemarau.
Beberapa tahun belakangan ini sering terjadi anomali cuaca yang ditandai dengan masih adanya hujan pada masa kemarau atau masa produksi garam. Kondisi tersebut tentunya kurang menguntungkan bagi produksi garam yang dilakukan manajemen PT Garam maupun petani garam rakyat.
"Semoga saja kondisi cuaca pada 2018 berjalan normal dan selanjutnya proyeksi produksi garam yang sudah kami tetapkan sebesar 400 ribu ton itu tercapai," kata Budi, menerangkan.
Proyeksi produksi garam pada 2018 yang ditetapkan PT Garam itu juga berdasar luas lahan. Saat ini, luas lahan yang dikelola maupun milik manajemen PT Garam sekitar 5.600 hektare di Jawa Timur (Sumenep, Pamekasan, dan Sampang) dan Nusa Tenggara Timur (Kupang).
Namun, lahan yang digunakan untuk produksi garam seluas 4.500 hektare dan sisanya berupa sarana atau fasilitas pendukung, seperti jalan akses dan gudang.