EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia akan menawarkan sejumlah proyek Mandalika ke Pemerintah Qatar. Menurut Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan agar segera menindaklanjuti kunjungan Emir Qatar Syeikh Tamim bin Hamad al-Tsani ke Indonesia beberapa hari yang lalu.
"Minggu ini kami akan merapatkan, kemudian akan menawarkan proyek ke sana, yaitu satu, Mandalika. Itu proyek wisata," kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (23/10).
Luhut menjelaskan, proses pengembangan proyek di Mandalika berjalan baik. Selain membangun kawasan wisata, pemerintah juga mengembangkan bandara. Sebab, menurut Luhut, Emir Qatar menyampaikan kepada Presiden Jokowi terkait keinginannya untuk segera berinvestasi di Indonesia.
"Itu satu proyek sekaligus dengan terminal karena Emir-nya bilang sama Presiden mereka ingin segera masuk ke Indonesia dan ini saya kira satu hal yang sangat bagus," ujarnya.
Saat ini, dia mengatakan, landasan terbang di bandara Internasional Lombok baru sepanjang 2.600 meter. Pemerintah pun akan melanjutkan pengembangan landasan terbang hingga sekitar 3.000 meter.
Sehingga, diharapkan nantinya pesawat dengan tipe Airbus A380 dapat mendarat di bandara tersebut. Luhut memperkirakan, potensi investasi yang ditawarkan kepada Qatar itu pun tak sedikit. "Itu (bandara) mau dibikin sampai tiga ribuan meter sehingga bisa nanti (pesawat) 380 mendarat di sana. Kemudian termasuk resort. Itu nanti resort halal di daerah situ," jelas Luhut.
Selain terkait proyek pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus(KEK) Mandalika, Presiden Jokowi dan Luhut juga membahas terkait rencana pembelian gas alam cair atau LNG dari Qatar guna memenuhi kebutuhan listrik di sejumlah daerah di Indonesia. "Sudah difinalisasikan oleh ESDM mengenai gas, LNG, yang akan dibeli dari Qatar yang harganya memang sampai di ujung listrik itu, untuk Sumut karena jarak lebih dekat, itu 7,16 dollar AS per MMBTU," jelas Luhut.
Menurut Luhut, harga gas tersebut lebih murah yakni sekitar 7,16 dollar AS per MMBTU. Dengan harga yang lebih murah itu, Luhut berharap industri gas dalam negeri juga dapat menekan biaya produksi sehingga lebih efisien. "Sekarang Pak Archandra sudah menyelesaikan. Saya kira hampir final. Kalau itu jadi, saya untuk Indonesia Timur cost-nya lebih murah dari pada kita membawa dari Indonesia Timur," kata dia.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan agar proses pembelian gas dari Qatar ini dapat segera terealisasi pada awal tahun depan. "Presiden mau semua selesai kuartal tahun pertama perjanjiannya," lanjut dia.Dess