Rabu 01 Nov 2017 20:18 WIB

Strategi MES Jakarta Kembangkan Ekonomi Syariah Ibu Kota

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Menjelaskan. Ketua umum masyarakat ekonomi syariah (MES) DKI Jakarta menjelaskan peran organisasi  masyarakat ekonomi syariah DKI Jakarta kepada perwakilan Harian Republika di Kantor Harian Republika, Jakarta,  Rabu (1/11).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menjelaskan. Ketua umum masyarakat ekonomi syariah (MES) DKI Jakarta menjelaskan peran organisasi masyarakat ekonomi syariah DKI Jakarta kepada perwakilan Harian Republika di Kantor Harian Republika, Jakarta, Rabu (1/11).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Masyarakat Ekonomi Syariah Pengurus Wilayah DKI Jakarta (MES Jakarta) mendorong pengembangan ekonomi syariah. Langkah ini akan mengintegrasikan tiga pilar ekonomi syariah.

Ketua MES Jakarta Rezza AB Artha menjelaskan, MES Jakarta menilai, nilai ekonomi syariah di Jakarta besar, tapi pertumbuhannya kecil. Penyebabnya adalah kurangnya komitmen empat pemangku kepentingan ekonomi syariah yakni pemerintah, korporasi, akademisi, dan masyarakat.

Dukungan pemerintah dinilai masih kurang, misalnya KUR. Ketimbang memakai skema kredit, skema syariah harusnya bisa lebih besar. Belum lagi pola pikir korporasi yang belum mendahulukan ekonomi syariah. SDM ekonomi syariah masih kurang. Apalagi ada citra mereka yang kuliah ekonomi syariah tidak sekeren konvensional.

''Masyarakat sebagai pelaku tidak bisa disalahkan. Kalau diamati, pemerintah bisa jadi motor dengan pembiayaan usaha syariah dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS) syariah,'' kata Rezza saat berkunjung ke Kantor Republika.co.id, Rabu (1/11).

Program pengembangan UMKM seperti Oke Oce juga perlu ada porsi syariahnya. Pun pembayaran gaji pegawai pemerintahan di DKI Jakarta yang bisa diberi opsi menggunakan jasa keuangan syariah.

Di sektor keuangan, MES Jakarta juga ingin mengembangkan pusat ekonomi syariah hingga RW dan RT yang diawali dengan program Laku Pandai Syariah. ''Jakarta memang bukan wilayah terpencil. Tapi soal ekonomi syariah, Jakarta ini remote area,'' kata Rezza.

Selain itu, MES Jakarta juga sedang menyiapkan program pengembangan ekonomi umat berbasis masjid dan pusat komunitas di Koja, Manggarai, dan Pondok Indah. ''Tiga tempat itu rencananya akan kami jadikan sebagai pusat pembianaan pebisnis daring (onlinepreneur),'' ucap Rezza.

Bendahara Umum MES Jakarta Ivan Andy Darmawan mengatakan, saat ini ada 150 toko kelontong yang sedang diverifikasi kesiapannya menjadi agen Laku Pandai. MES Jakarta tengah menjajaki kemungkinan dengan bank syariah.

Langah ini seiring dengan semangat Oke Oce. Pada sisi ini, MES ingin ambil bagian pada usaha berbasis syariah, utamanya digitalisasi. Sudah ada aplikasi daring buatan anak Indonesia yang jangkauannya internasional. Hal ini untuk mengantisipasi pengangguran korban PHK.

''Para prinsipnya kami ingin menggerakkan Oke Oce yang sesuai prinsip syariah agar masyarakat bisa punya penghasilan,'' kata Ivan.

Bila sistem sudah siap, toko kelontong pun nantinya bisa ikut menyalurkan bantuan sosial. Rencananya, akan ada sejumlah RT dan RW akan jadi percontohan dan program ini akan luncur sebelum akhir 2017.

Di pilar ekonomi sosial syariah, MES Jakarta sudah bertemu Bazis DKI. Bazis menyatakan siap membantu MES dan berkolaborasi untuk program sosial keumatan. ''Insya Allah akan ada kerja sama. Bazis DKI punya dana zakat untuk pengembangan ekonomi umat. Kami punya program ekonomi berbasis masjid, bisa sinergi,'' kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement